Google Tikung OpenAI: Tren Baru Reverse Acquihire dalam Perang AI Global
Google tikung OpenAI, tren baru reverse acquihire dalam perang AI global--
Kegagalan ini disebut sebagai sumber ketegangan utama dalam negosiasi ulang kontrak antara OpenAI dan Microsoft.
Meski Microsoft memiliki akses penuh ke kekayaan intelektual OpenAI, perusahaan pembuat ChatGPT itu enggan membiarkan Microsoft turut menguasai teknologi pemrograman AI milik Windsurf.
BACA JUGA:Wow! Ternyata ini Rahasia Bikin Karakter Animasi Konsisten Tanpa Ribet dengan AI, Cuma Pakai 2 Tools
BACA JUGA:Hacks Ubah Foto Jadi Video Bergerak dengan AI Tanpa Prompt Ribet, Cuma Pakai 1 Tools AI!
Langkah Google ini tidak hanya menggagalkan rencana ekspansi OpenAI, tetapi juga memperumit hubungan antara OpenAI dan Microsoft.
Ketegangan yang muncul bisa memengaruhi arah kerja sama mereka di masa depan, terutama dalam pengembangan teknologi pemrograman AI yang semakin kompetitif.
Sementara itu, Google DeepMind menyambut para talenta Windsurf untuk memperkuat pengembangan agentic coding, sebuah pendekatan baru dalam pemrograman AI yang memungkinkan sistem lebih mandiri dan adaptif.
Meski para pendiri telah bergabung ke Google, sekitar 250 anggota tim Windsurf tetap bertahan dan akan terus melayani klien enterprise.
BACA JUGA:Begini Cara Mudah Bikin Karakter Animasi 3D dari Foto Sendiri Pakai AI, Gratis Tanpa Premium!
BACA JUGA:Ngakalin Google Veo 3! Begini Cara Legal Bikin Video AI Sepuasnya Tanpa Limit dengan Gratis
Namun, absennya sosok pendiri menimbulkan tanda tanya besar tentang arah dan masa depan startup ini.
Langkah Google dalam merekrut talenta Windsurf dan melisensikan teknologinya tanpa akuisisi penuh menunjukkan pergeseran strategi dalam perang AI global.
Di tengah persaingan antara OpenAI, Microsoft, dan Google, talenta dan teknologi menjadi aset paling berharga.
Dunia kini menyaksikan bagaimana raksasa teknologi saling mengakali demi menguasai masa depan kecerdasan buatan.