bacakoran.co

Tak Ditahan, Ini Alasan Konsultan Kemendikbud Dipasangi Gelang Detektor oleh Kejagung!

Lantaran tak ditahan di rutan, Konsultan Kemendikbud era Nadiem Makarim dipasangi gelang detektor oleh Kejagung. Alasannya, tersangka Ibrahim Arief idap penyakit jantung kronis.--kolase @tvri dan @disway/ist

BACAKORAN.CO - Ibrahim Arief, mantan konsultan teknologi Kemendikbud era Menteri Nadiem Makarim, kini resmi menjadi tahanan kota.

Adapun Kejagung menetapkan Ibrahim sebagai tersangka kasus dugaan korupsi pengadaan laptop chormebook dalam Program Digitalisasi Pendidikan di Kemendikbud.

Meski tidak ditahan, Kejagung memasangkan gelang detektor kaki kepada Ibrahim.

Alasan Kejagung Pasang Alat Deteksi

BACA JUGA:Sosok Sahdan Arya Ketua RT Gen Z yang Tolak Amplop dari Dedi Mulyadi: Saya ke Sini Ikhlas

BACA JUGA:Kadin Indonesia Gelar Retret Nasional Agustus 2025: Satukan Kekuatan Bisnis Demi Ketahanan Ekonomi

Menurut Kepala Pusat Penerangan Hukum Kejagung, Anang Supriatna, pemasangan gelang detektor elektronik ini dilakukan karena Ibrahim tidak ditahan di rutan.

Penyebabnya? Ia dikabarkan mengidap penyakit jantung kronis yang dinyatakan secara resmi lewat hasil pemeriksaan medis.

“Dia dikenakan tahanan kota karena kondisi kesehatannya tidak memungkinkan untuk ditahan. Tapi tetap kami awasi ketat dengan alat deteksi posisi,” ujar Anang, Jumat (18/7/2025).

Perkembangan Kasus Korupsi Chromebook Rp9,3 Triliun

BACA JUGA:Viral! Motor PJR Polda Sumut Tabrak Seorang Nenek di Medan, Polisi: Hanya Bersenggolan

BACA JUGA:Jepang di Ambang Krisis! Harga Beras Meledak 99%, PM Ishiba di Terancam Lengser

Kasus ini bermula dari proyek ambisius Kemendikbud Ristek tahun 2019–2022 yakni pengadaan 1,2 juta unit laptop untuk sekolah-sekolah di wilayah 3T (terdepan, terluar, tertinggal).

Nilainya? Fantastis mencapai Rp9,3 triliun.

Namun, laptop yang digunakan berbasis Chrome OS atau Chromebook justru dinilai tidak efektif karena banyak wilayah 3T belum punya jaringan internet stabil.

Alhasil, program yang seharusnya membantu pendidikan malah jadi ladang bancakan korupsi.

Tak Ditahan, Ini Alasan Konsultan Kemendikbud Dipasangi Gelang Detektor oleh Kejagung!

Ramadhan Evrin

Ramadhan Evrin


bacakoran.co - ibrahim arief, mantan konsultan teknologi kemendikbud era menteri , kini resmi menjadi tahanan kota.

adapun kejagung menetapkan ibrahim sebagai tersangka kasus dugaan korupsi pengadaan dalam program digitalisasi pendidikan di kemendikbud.

meski tidak ditahan, kejagung memasangkan gelang detektor kaki kepada ibrahim.

alasan kejagung pasang alat deteksi

menurut kepala pusat penerangan hukum kejagung, anang supriatna, pemasangan gelang detektor elektronik ini dilakukan karena ibrahim tidak ditahan di rutan.

penyebabnya? ia dikabarkan mengidap penyakit jantung kronis yang dinyatakan secara resmi lewat hasil pemeriksaan medis.

“dia dikenakan tahanan kota karena kondisi kesehatannya tidak memungkinkan untuk ditahan. tapi tetap kami awasi ketat dengan alat deteksi posisi,” ujar anang, jumat (18/7/2025).

perkembangan kasus korupsi chromebook rp9,3 triliun

kasus ini bermula dari proyek ambisius kemendikbud ristek tahun 2019–2022 yakni pengadaan 1,2 juta unit laptop untuk sekolah-sekolah di wilayah 3t (terdepan, terluar, tertinggal).

nilainya? fantastis mencapai rp9,3 triliun.

namun, laptop yang digunakan berbasis chrome os atau chromebook justru dinilai tidak efektif karena banyak wilayah 3t belum punya jaringan internet stabil.

alhasil, program yang seharusnya membantu pendidikan malah jadi ladang bancakan korupsi.

4 tersangka, kerugian negara hampir rp 2 triliun

tak tanggung-tanggung, kejagung menetapkan empat tersangka dalam kasus ini, yakni:

- mulyatsyah – direktur smp kemendikbud (2020–2021)

- sri wahyuningsih – direktur sd kemendikbud (2020–2021)

- jurist tan – mantan staf khusus menteri nadiem makarim

- ibrahim arief – konsultan teknologi dan ahli pengadaan digital

menurut penyidik, negara mengalami kerugian sebesar rp1,98 triliun, dengan rincian sebesar rp 480 miliar akibat item software bermasalah (cdm), dan rp 1,5 triliun dari mark-up harga laptop.

Tag
Share