bacakoran.co – sekelompok warga israel turun ke jalan, mengepung kantor perdana menteri .
aksi protes ini dilakukan sebagai penolakan rencana kontroversial pemerintah untuk menguasai total .
pasalnya, serangan lebih besar untuk kuasai penuh jalur gaza dinilai justru akan mengorbankan para sandera israel yang masih tertahan di wilayah konflik.
unjuk rasa yang berlangsung kamis (7/8/2025) waktu setempat itu bertepatan dengan pertemuan kabinet keamanan yang sedang melakukan voting terkait perluasan serangan militer ke gaza.
sementara netanyahu dan para menterinya berkumpul membahas rencana besar, di luar sana rakyatnya sendiri meneriakkan penolakan keras.
“hentikan agresi! selamatkan sandera!” teriak salah seorang warga.
dalam video yang dirilis oleh forum sandera dan keluarga hilang, terlihat kerumunan besar memadati area di depan kantor perdana menteri.
suasana begitu tegang dan emosional, dengan para keluarga korban menuntut kesepakatan damai yang membawa pulang orang-orang tercinta.
“kalau perang ini terus ditingkatkan, itu sama saja dengan mengubur mereka hidup-hidup,” tegas pernyataan resmi forum tersebut.
diketahui, ada sekitar 50 sandera yang masih berada di gaza, dan hanya sekitar 20 yang diduga masih hidup.
mereka kini menjadi pusat perhatian dan simbol pertarungan antara strategi militer dan kemanusiaan.
salah satu suara paling lantang datang dari anat angrest, seorang ibu yang anaknya masih disandera.
“selama hampir dua tahun saya percaya pada janji-janji netanyahu, tapi hasilnya? nol besar. anda telah gagal!” serunya penuh emosi.
tak hanya di yerusalem, gelombang protes meluas ke tel aviv, herzliya, ra'anana, hingga ness ziona.
di depan markas partai likud, para demonstran mendesak netanyahu untuk mengutamakan nyawa warga, bukan ambisi militer.
ironisnya, rencana penguasaan total gaza ini tak hanya ditentang warga sipil.
bahkan kepala staf militer israel pun memberi peringatan keras bahwa operasi skala penuh bisa jadi "jebakan mematikan" yang justru memperparah keadaan.
sementara netanyahu bersikukuh jika tindakan ekstrem diperlukan untuk membebaskan para sandera.
namun, rakyatnya sendiri menilai langkah itu justru mengarah ke kehancuran lebih dalam.