bacakoran.co

Mural One Piece Dihapus, Warga Sragen Balas dengan Gambar Tikus Berdasi: Sindiran Tajam untuk Pejabat Korupsi

Penghapusan mural One Piece di Sragen dibalas warga dengan lukisan tikus berdasi./Kolase Bacakoran.co--Instagram @lambe_turah

BACAKORAN.CO - Berawal dari penghapusan mural bertema anime populer One Piece, warga Sragen membalas dengan cara mengganti gambar tersebut dengan lukisan “tikus berdasi” sebagai simbol kuat perlawanan terhadap korupsi

Aksi ini pun viral dan menjadi perbincangan hangat di seluruh Indonesia.

Awal Mula Seni Pop Dibungkam

Mural One Piece yang awalnya menghiasi sudut jalan Sragen bukan sekadar gambar hiburan. 

Ia adalah bentuk ekspresi kreatif anak muda, pemanis kota, dan bukti kecintaan terhadap budaya pop Jepang yang telah mengakar di Indonesia. 

BACA JUGA:Viral! Video Asusila Sepasang Pemotor di Sekitar Rumah Dinas Bupati Sragen: Polisi Turun Tangan

BACA JUGA:Walikota Malang Izinkan Pengibaran Bendera One Piece yang Sempat Ramai dan Timbulkan Pro Kontra: Asal Sesuai!

Namun, tanpa penjelasan, mural tersebut dihapus begitu saja seperti video yang beredar pada Minggu (3/8) lalu.

Tindakan ini memicu gelombang kekecewaan, terutama dari komunitas seniman jalanan dan penggemar anime. 

Mereka mempertanyakan alasan di balik penghapusan tersebut.

“Kenapa gambar anime yang dihapus? Apa salahnya Luffy?” tulis seorang warganet di media sosial, menyuarakan keresahan banyak orang.

Alih-alih menggambar ulang karakter yang sama, warga Sragen memilih jalur yang lebih tajam dan simbolik. 

Di atas sisa-sisa mural yang dihapus, mereka melukis seekor tikus mengenakan jas dan dasi.

Tikus Berdasi sebagai Sindiran Tajam terhadap Korupsi

BACA JUGA:Foto Lama Anies Baswedan Pegang Bendera One Piece Diungkit Lagi, Ini Fakta Sebenarnya

BACA JUGA:Heboh Pengibaran Bendera One Piece, Dosen Hukum Ungkap Tak Bisa Dipidana, Ini Alasannya!

Mural One Piece Dihapus, Warga Sragen Balas dengan Gambar Tikus Berdasi: Sindiran Tajam untuk Pejabat Korupsi

Rida Satriani

Rida Satriani


bacakoran.co - berawal dari penghapusan bertema anime populer , warga sragen membalas dengan cara mengganti gambar tersebut dengan lukisan “tikus berdasi” sebagai simbol kuat perlawanan terhadap . 

aksi ini pun viral dan menjadi perbincangan hangat di seluruh indonesia.

awal mula seni pop dibungkam

mural one piece yang awalnya menghiasi sudut jalan sragen bukan sekadar gambar hiburan. 

ia adalah bentuk ekspresi kreatif anak muda, pemanis kota, dan bukti kecintaan terhadap budaya pop jepang yang telah mengakar di indonesia. 

namun, tanpa penjelasan, mural tersebut dihapus begitu saja seperti video yang beredar pada minggu (3/8) lalu.

tindakan ini memicu gelombang kekecewaan, terutama dari komunitas seniman jalanan dan penggemar anime. 

mereka mempertanyakan alasan di balik penghapusan tersebut.

“kenapa gambar anime yang dihapus? apa salahnya luffy?” tulis seorang warganet di media sosial, menyuarakan keresahan banyak orang.

alih-alih menggambar ulang karakter yang sama, warga sragen memilih jalur yang lebih tajam dan simbolik. 

di atas sisa-sisa mural yang dihapus, mereka melukis seekor tikus mengenakan jas dan dasi.

tikus berdasi sebagai sindiran tajam terhadap korupsi

simbol “tikus berdasi” bukanlah gambar sembarangan. 

dalam idiom sosial-politik indonesia, tikus berdasi merujuk pada pejabat korup, mereka yang menggerogoti uang rakyat secara diam-diam, namun tampil rapi dan berwibawa di depan publik.

“kalian boleh hapus hiburan dan seni kami yang tidak berbahaya. sebagai gantinya, kami akan pajang gambar yang merepresentasikan apa yang kami pikirkan tentang kekuasaan yang menindas, yaitu korup,” kata salah satu warga sragen.

aksi ini bukan sekadar vandalisme balasan, melainkan bentuk kritik sosial yang cerdas dan berani.

seni jalanan sebagai parlemen rakyat

fenomena mural sragen ini menegaskan bahwa seni jalanan telah berevolusi menjadi medium protes yang efektif. 

ketika suara rakyat sulit terdengar di ruang formal, tembok jalanan menjadi wadah aspirasi.

kasus ini mengingatkan publik pada mural-mural kritis lain yang pernah dihapus, seperti “tuhan, aku lapar” dan “dipaksa sehat di negara yang sakit.” 

ironisnya, penghapusan mural justru memicu “efek streisand”, semakin dilarang, semakin viral dan pesannya semakin menyebar.

banyak netizen juga mengaitkan aksi warga sragen dengan semangat cerita one piece itu sendiri, di mana sang tokoh utama, monkey d. luffy, dikenal sebagai pejuang melawan “pemerintah dunia.”

unggahan akun instagram @lambe_turah, sabtu (9/8), yang menampilkan mural tikus berdasi langsung dibanjiri komentar dukungan.

"pemerintah ga takut korupsi tapi takut gambar."

"disindir pelan ditegur, yaudah to the point aja."

"keren jangan kasih kendor."

"anak mural di lawan, counter nya ga main2. this is epic comeback."

"pemerintah yang nonton postingan ini malu gak sih?"

"warganya sangat kreatif dan support. lanjutkan warga."

"bagus bagus di kasih one piece malah milih tikus."

komentar-komentar ini menunjukkan bahwa publik mendukung bentuk perlawanan kreatif yang dilakukan warga sragen. 

seni bukan hanya soal estetika, tapi juga tentang menyuarakan kebenaran.

perang mural di sragen membuktikan bahwa kreativitas adalah senjata yang tak bisa dibungkam. 

satu gambar dihapus, seribu sindiran bisa lahir sebagai gantinya. 

di era digital, tembok jalanan bisa menjadi panggung nasional, dan satu kuas bisa lebih tajam dari seribu kata.

Tag
Share