bacakoran.co

6 Fakta-fakta yang Ada dalam Kasus Kematian yang Menimpa Prada Lucky

Prada Lucky Cepril Saputra Namo, seorang prajurit muda TNI Angkatan Darat yang baru dua bulan bertugas, ditemukan meninggal dunia setelah diduga mengalami penganiayaan oleh seniornya di dalam asrama Batalyon Teritorial Pembangunan (TP) 834 Waka Nga Mere, --detikNew - detikcom

Lucky meninggal dunia pada Rabu, 6 Agustus 2025, pukul 10.30 WITA, setelah menjalani perawatan intensif selama empat hari di Rumah Sakit Umum Daerah Aeramo, Nagekeo.

Menurut Direktur RSUD Aeramo, Chandrawati Saragih, tubuh Lucky menunjukkan tanda-tanda lebam.

BACA JUGA:Duel Panas El Rumi vs Jefri Nichol Cuma 38 Detik, Bahu Copot Isyaratkan Pensiun Tinju dan Lirik MMA

BACA JUGA:Mural One Piece Dihapus, Warga Sragen Balas dengan Gambar Tikus Berdasi: Sindiran Tajam untuk Pejabat Korupsi

Namun, ia belum memberikan keterangan lebih lanjut mengenai kondisi medis Lucky selama dirawat.

3. Kesaksian Keluarga: Luka Fisik dan Luka Hati

Rafael David, paman Lucky, mengungkapkan bahwa keponakannya baru dua bulan menjadi tentara.

"Dia selesai pendidikan bulan Mei, lalu Juni ditempatkan di sana," ujarnya, dikutip Bacakoran.co dari CNNIndonesia.com, Minggu (10/8). 

BACA JUGA:Kematian Prada Lucky Buat Publik Marah, 4 Oknum TNI Ditetapkan Sebagai Tersangka!

BACA JUGA:Kecelakaan Tol Cipularang! Tabrak Belakang di Turunan, Kernet Jadi Korban

Ayah Lucky, Serma Kristian Namo, tak kuasa menahan amarah dan kesedihan. Ia menuntut agar para pelaku dihukum mati.

"Saya tuntut keadilan. Kalau bisa semua dihukum mati biar tidak ada Lucky-Lucky yang lain," katanya di kamar jenazah RS Wirasakti, Kupang.

Ibu Lucky, Sepriana Paulina Mirpey, juga menyuarakan rasa sakit hatinya. Ia menyebut anaknya telah delapan kali mengikuti tes TNI sebelum akhirnya berhasil lolos.

"Kalau mati di medan perang saya terima. Tapi ini mati sia-sia di tangan senior," ujarnya. 

BACA JUGA:Ribuan Warga Israel Demo di Tel Aviv, Desak Akhiri Perang Gaza dan Bebaskan Sandera

6 Fakta-fakta yang Ada dalam Kasus Kematian yang Menimpa Prada Lucky

Ayu

Ayu


bacakoran.co - prada lucky cepril saputra namo, seorang prajurit muda tni angkatan darat yang baru dua bulan bertugas, ditemukan meninggal dunia setelah diduga mengalami penganiayaan oleh seniornya di dalam asrama batalyon teritorial pembangunan (tp) 834 waka nga mere, kabupaten nagekeo, nusa tenggara timur (ntt).

kejadian ini mengguncang keluarga, masyarakat, dan institusi militer, memunculkan tuntutan keadilan dan sorotan terhadap budaya kekerasan dalam lingkungan militer.

berikut ini fakta-fakta yang ada dalam kasus pembunuhan prada lucky cepril saputra namo:

1. awal karier militer lucky

lucky memulai perjalanan militernya pada februari 2025, ketika ia diterima sebagai siswa di sekolah calon tamtama (secatam) tni ad di singaraja, bali.

setelah menjalani pendidikan intensif selama beberapa bulan, ia resmi dilantik menjadi anggota tni ad pada akhir mei 2025.

kebanggaan keluarga pun membuncah saat lucky pulang ke kampung halaman sebagai prajurit muda.

namun, kebahagiaan itu tak berlangsung lama. pada juni 2025, lucky ditempatkan di yon tp 834/wm, sebuah satuan teritorial yang bermarkas di nagekeo.

di sinilah, menurut dugaan, ia mengalami kekerasan dari para seniornya yang berujung pada kematian.

2. kronologi kematian

lucky meninggal dunia pada rabu, 6 agustus 2025, pukul 10.30 wita, setelah menjalani perawatan intensif selama empat hari di rumah sakit umum daerah aeramo, nagekeo.

menurut direktur rsud aeramo, chandrawati saragih, tubuh lucky menunjukkan tanda-tanda lebam.

namun, ia belum memberikan keterangan lebih lanjut mengenai kondisi medis lucky selama dirawat.

3. kesaksian keluarga: luka fisik dan luka hati

rafael david, paman lucky, mengungkapkan bahwa keponakannya baru dua bulan menjadi tentara.

"dia selesai pendidikan bulan mei, lalu juni ditempatkan di sana," ujarnya, dikutip bacakoran.co dari cnnindonesia.com, minggu (10/8). 

ayah lucky, serma kristian namo, tak kuasa menahan amarah dan kesedihan. ia menuntut agar para pelaku dihukum mati.

"saya tuntut keadilan. kalau bisa semua dihukum mati biar tidak ada lucky-lucky yang lain," katanya di kamar jenazah rs wirasakti, kupang.

ibu lucky, sepriana paulina mirpey, juga menyuarakan rasa sakit hatinya. ia menyebut anaknya telah delapan kali mengikuti tes tni sebelum akhirnya berhasil lolos.

"kalau mati di medan perang saya terima. tapi ini mati sia-sia di tangan senior," ujarnya. 

sepriana juga mengungkap bahwa lucky sempat melarikan diri ke rumah mama angkatnya dalam kondisi tubuh penuh luka.

"badannya hancur semua dari tangan, kaki, belakang. mama angkatnya masih kompres, gosok minyak," tuturnya.

4. dugaan penganiayaan dan proses hukum

dugaan penganiayaan terhadap lucky semakin menguat setelah polisi militer tni menangkap empat prajurit yang diduga terlibat.

letkol czi deny wahyu setiyawan, dandim 1625 ngada, membenarkan bahwa keempat prajurit tersebut telah diamankan dan ditahan di subdenpom ende.

sementara itu, kodam ix/udayana menyatakan bahwa sebanyak 20 prajurit telah diperiksa sebagai saksi.

letkol inf. amir syarifudin menjelaskan bahwa pemeriksaan dilakukan untuk mengungkap fakta-fakta di balik kematian lucky.

dari 20 orang tersebut, empat telah diamankan, meski status hukum mereka masih dalam proses investigasi.

5. komitmen transparansi

amir menegaskan bahwa proses investigasi dilakukan secara transparan dan profesional.

tim gabungan dari subdenpom kupang dan intelijen telah turun ke lokasi kejadian untuk mengumpulkan bukti dan keterangan.

"kita tetap menjunjung tinggi hukum, termasuk terhadap empat orang itu dengan asas praduga tak bersalah," ujarnya.

6. tuntutan publik dan sorotan institusi

kasus kematian lucky memicu kemarahan publik dan desakan agar budaya kekerasan dalam institusi militer dihapuskan.

dpr ri pun turut angkat suara, meminta agar kasus ini diusut tuntas dan tidak ditutup-tutupi.

tragedi ini menjadi pengingat bahwa reformasi dalam tubuh militer bukan hanya soal strategi dan teknologi.

tetapi juga soal perlindungan terhadap hak asasi manusia dan martabat setiap prajurit, terutama mereka yang baru memulai pengabdian.

Tag
Share