bacakoran.co

Lebanon Ultimatum Hizbullah, Serahkan Senjata atau Dihadapi Secara Militer

Pemerintah Lebanon memberikan ultimatum tegas kepada Hizbullah untuk menyerahkan senjata demi monopoli militer di tangan negara. Ancaman ini bisa picu konflik domestik baru.--

BACAKORAN.CO - Ketegangan politik dan keamanan di Lebanon memasuki babak baru.

Pemerintah Lebanon secara terbuka memberikan ultimatum kepada kelompok Hizbullah agar menyerahkan senjata dan berada di bawah otoritas negara, atau siap menghadapi tindakan militer.

Pernyataan tegas ini disampaikan oleh anggota parlemen dari blok At-Tayyar al-Jumhuriyyah al-Qawiyyah, Razi al-Haj, dalam wawancara TV pada 14 Agustus 2025 lalu.

Al-Haj menyebut bahwa negara harus menjadi satu-satunya otoritas bersenjata, sehingga kelompok bersenjata non-negara seperti Hizbullah wajib didemiliterisasi.

BACA JUGA:Militer Lebanon Terlihat Bergerak Walau Israel-Hizbullah Telah Melakukan Gencatan Senjata, Ini Alasannya

BACA JUGA:Israel Gempur Lebanon Lagi Meski Ada Gencatan Senjata, Satu Orang Dilaporkan Tewas

“Jika Hizbullah bersikeras menolak, militer Lebanon akan bertindak secara hassiman wa haziman — tegas dan menentukan,” tegas Al-Haj di LBCI.

Pada awal Agustus 2025, pemerintah Lebanon mengesahkan keputusan resmi untuk meminta tentara Lebanon menyusun rencana pelucutan senjata Hizbullah dan kelompok milisi lain.

Tujuan utamanya adalah monopoli senjata hanya di tangan negara.

Keputusan ini disambut keras oleh Hizbullah dan sekutunya, terutama gerakan Amal.

BACA JUGA:Terperosok dari Tebing Bus Sinar Dempo Tabrak 2 Rumah di Gunung Megang, Belasan Penumpang Luka-luka

BACA JUGA:Pengusaha Diminta Lepas Stok Beras ke Pasar Mulai Hari Ini, Bapanas: Kalau Tak Melanggar, Kenapa Takut?

Mereka menuding pemerintah hanya mengikuti tekanan Amerika Serikat dan kekuatan asing lainnya.

Hizbullah menyatakan tidak akan mengakui keputusan ini dan menilai bahwa “senjata mereka adalah senjata perlawanan melawan Israel.”

Lebanon Ultimatum Hizbullah, Serahkan Senjata atau Dihadapi Secara Militer

Melly

Melly


bacakoran.co - ketegangan politik dan keamanan di lebanon memasuki babak baru.

pemerintah lebanon secara terbuka memberikan ultimatum kepada kelompok hizbullah agar menyerahkan senjata dan berada di bawah otoritas negara, atau siap menghadapi tindakan militer.

pernyataan tegas ini disampaikan oleh anggota parlemen dari blok at-tayyar al-jumhuriyyah al-qawiyyah, razi al-haj, dalam wawancara tv pada 14 agustus 2025 lalu.

al-haj menyebut bahwa negara harus menjadi satu-satunya otoritas bersenjata, sehingga kelompok bersenjata non-negara seperti hizbullah wajib didemiliterisasi.

“jika hizbullah bersikeras menolak, militer lebanon akan bertindak secara hassiman wa haziman — tegas dan menentukan,” tegas al-haj di lbci.

pada awal agustus 2025, pemerintah lebanon mengesahkan keputusan resmi untuk meminta tentara lebanon menyusun rencana pelucutan senjata hizbullah dan kelompok milisi lain.

tujuan utamanya adalah monopoli senjata hanya di tangan negara.

keputusan ini disambut keras oleh hizbullah dan sekutunya, terutama gerakan amal.

mereka menuding pemerintah hanya mengikuti tekanan amerika serikat dan kekuatan asing lainnya.

hizbullah menyatakan tidak akan mengakui keputusan ini dan menilai bahwa “senjata mereka adalah senjata perlawanan melawan israel.”

namun, pemerintah tetap bersikukuh bahwa ini adalah soal kedaulatan nasional. al-haj bahkan menyinggung campur tangan negara asing seperti iran, yang dianggap ikut memperkeruh situasi.

dampak politik dan regional

pernyataan pemerintah ini bisa memicu krisis baru di lebanon, mengingat hizbullah masih memiliki basis kekuatan militer yang signifikan, meski telah melemah pascaperang melawan israel pada 2023–2024.

beberapa poin penting yang kini jadi sorotan:

- tekanan dari as dan negara barat – menjadikan pelucutan senjata hizbullah sebagai syarat bantuan ekonomi ke lebanon.

- peran iran – masih mendukung hizbullah dan mengecam intervensi kebijakan lebanon di bawah tekanan barat.

- respon publik lokal – komunitas syiah sebagian besar mendukung hizbullah sebagai benteng terhadap israel, sementara komunitas kristen dan sunni cenderung mendukung langkah pemerintah demi stabilitas nasional.

analis al jazeera, rami khouri, menyebut ancaman ini sebagai momen kritis bagi politik lebanon.

jika militer benar-benar bergerak melucuti senjata hizbullah, hal tersebut bisa memicu konflik domestik berskala besar — mengingat sejarah kelam perang saudara lebanon 1975–1990.

namun, sebagian menganggap ini masih berupa tekanan diplomatik untuk memaksa hizbullah bernegosiasi atau setidaknya mengurangi aktivitas militernya di dalam negeri.

pemerintah lebanon memberikan ultimatum tegas kepada hizbullah untuk menyerahkan senjata demi monopoli militer di tangan negara. ancaman ini bisa picu konflik domestik baru.

Tag
Share