Zulhas Respons Fenomena Siswa Keracunan MBG di Sejumlah Daerah: Memang Belum Terbiasa
Zulhas tanggapi kasus keracunan MBG di sekolah: bukan salah masak, bisa karena alergi atau belum terbiasa./Kolase Bacakoran.co--Universitas Gadjah Mada dan Instagram @medsoszone
BACA JUGA:Imbauan Resmi PVMBG saat Gunung Raung Meletus, Semburkan Abu Setinggi 2 Km!
Untuk mencegah kejadian serupa, Zulhas menekankan pentingnya pendataan alergi anak di sekolah.
Menurutnya, pihak sekolah dan penyelenggara MBG perlu memiliki informasi rinci tentang kondisi kesehatan siswa, termasuk alergi terhadap bahan makanan tertentu.
“Nah, ini ada yang alergi juga. Kalau saya susu enggak bisa gitu. Tapi kalau air tajin bisa,” tambahnya.
Langkah ini dinilai penting agar menu MBG dapat disesuaikan dengan kebutuhan masing-masing siswa, sehingga risiko keracunan bisa diminimalisir.
Proses Pengolahan Sudah Diawasi Ketat
Zulhas juga memastikan bahwa proses pengolahan makanan dalam program MBG telah melibatkan berbagai pihak yang kompeten.
Mulai dari ahli gizi, Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM), hingga pemerintah daerah, semuanya turut serta dalam memastikan kualitas dan keamanan makanan yang disajikan.
“Ada ahli gizi, melibatkan BPOM, mau melibatkan pemerintah daerah, diawasi dengan ketat,” tegas Zulhas.
Ia bahkan menyebut bahwa dapur pengolahan MBG dijaga ketat dan tidak sembarang orang bisa masuk, sebagai bentuk komitmen terhadap standar keamanan pangan.
BACA JUGA:Gibran Tinjau MBG di SDN 61 Bengkulu, Tegaskan Kualitas Gizi dalam Program Tetap Terjaga
BACA JUGA:Risiko Keracunan, Wadah Makan MBG dari China Diduga Pakai Stainless Steel Palsu!
Tantangan dan Harapan ke Depan
Meski insiden keracunan makanan dalam program MBG menimbulkan kekhawatiran, Zulhas tetap optimistis bahwa program ini memiliki potensi besar dalam mengatasi masalah gizi anak-anak Indonesia.
Ia berharap masyarakat tidak langsung menyimpulkan bahwa program ini gagal, melainkan melihatnya sebagai proses adaptasi yang membutuhkan evaluasi dan perbaikan berkelanjutan.
Program MBG merupakan bagian dari visi Presiden RI Prabowo Subianto untuk menekan angka stunting di Indonesia.
Dengan penyempurnaan sistem pendataan, pengawasan, dan edukasi gizi, diharapkan insiden seperti keracunan makanan dapat dicegah dan manfaat program ini bisa dirasakan secara maksimal oleh seluruh peserta didik.