bacakoran.co - seorang universitas amikom yogyakarta, rheza sendy pratama, dilaporkan meninggal dunia usai mengikuti aksi demo besar di kota yogyakarta.
kabar kematiannya menyebar cepat di media sosial dan memicu gelombang protes baru yang menyoroti dugaan kekerasan terhadap warga sipil.
kronologi kejadian
informasi yang dihimpun dari berbagai sumber menyebutkan bahwa rheza turut serta dalam aksi menolak kebijakan ekonomi pemerintah.
saat suasana demonstrasi memanas, aparat kepolisian menembakkan ke arah massa.
rheza yang saat itu mengendarai sepeda motor berusaha berbalik arah, namun motornya mati di tengah kepulan gas.
dalam rekaman suara yang diunggah akun instagram @amikomparkir, terdengar penjelasan dari seseorang yang menyaksikan langsung kejadian tersebut.
“itu waktu puter balik, motornya mati. trus ditembaki pakai gas air mata trus jatoh, yang bonceng lari, trus rheza nya jatoh, trus disamperin sama polisi-polisi,” ucap orang tersebut.
rekannya berhasil melarikan diri, namun rheza terjatuh dan tidak sempat bangkit.
beberapa aparat mendekatinya, dan bukannya memberi pertolongan, rheza justru diduga menjadi korban pemukulan hingga tak sadarkan diri.
ia sempat koma sebelum akhirnya dinyatakan meninggal dunia.
konfirmasi dan tanggapan pihak kampus
wakil rektor iii bidang kemahasiswaan, ahmad fauzi, membenarkan bahwa rheza adalah salah satu mahasiswa aktif yang ikut dalam aksi di mapolda diy.
ia menyampaikan belasungkawa atas kepergian almarhum.
“betul, dia salah satu mahasiswa kami. yang bersangkutan ikut dalam aksi di mapolda diy,” ujar fauzi saat dikonfirmasi, minggu (31/8/2025).
fauzi mengungkapkan bahwa pihak kampus menerima kabar duka tersebut dari rekan-rekan rheza pada minggu siang.
mengenai kronologi kematian, ia menyatakan bahwa pihak kampus masih menelusuri informasi lebih lanjut.
“kalau penyebab kematiannya, ya, informasi yang beredar, video yang beredar memang begitu. kami belum melakukan penelusuran lebih lanjut. hanya ini saja yang bisa kami sampaikan,” tuturnya.
kabar duka yang mengguncang media sosial
kabar dua atas rheza pertama kali viral melalui unggahan akun x @maribasuara dan @collegemfs.
“berita duka dari jogja. seorang kawan kita, rheza sendy pratama, meninggal dunia. dipukuli hingga koma, direnggut paksa, rheza tewas di tangan aparat negara.”
unggahan tersebut langsung memicu respons emosional dari netizen. banyak yang membandingkan kasus ini dengan kematian affan kurniawan, pengemudi ojek online yang juga tewas dalam aksi sebelumnya.
komentar-komentar penuh kemarahan dan kesedihan membanjiri media sosial.
"buat polisi polisi ni ya tai, kalo lu pada di pukulin balik sampe koma jangan pernah sekalipun nyebut diri lu manusia. itu yg lu tembakin, lu pukulin sampe mati juga manusia, yg harus nya korban ga mati tapi lu pada paksa mati."
"saking di batassinnya kita dgan medsos.. akhirnya korban jatuh lagi tanpa ada bukti yg bisa di lihat banyak mata sprti alm.affan."
"yg bilang jd aparat itu kegencet atasan, atasannya memang suruh membunuh kah?"
"yaallah kak.. ngga tau itu betul apa engga pihak aparat tapi tolong banget semua, itu nyawa loh bukan mainan, kasian keluarga yg ditinggal."
tagar #kawalterus pun ramai digunakan sebagai bentuk solidaritas dan ajakan untuk mengawal kasus ini agar tidak tenggelam begitu saja.
konfirmasi dari mahasiswa dan pihak kampus
kabar duka ini diperkuat oleh tangkapan layar percakapan grup whatsapp mahasiswa yang beredar luas.
dalam pesan tersebut, disebutkan:
“innalillahi wa inna ilaihi raji’un. telah berpulang ke rahmatullah, sahabat, kawan seperjuangan kita: rheza sendy pratama (mahasiswa prodi ilmu komunikasi 2023, universitas amikom yogyakarta),” tulis isi pesan whatsapp tersebut.
pernyataan tersebut menegaskan bahwa kematian rheza bukan sekadar rumor, melainkan fakta yang telah dikonfirmasi oleh pihak kampus dan rekan-rekannya.
kematian rheza menjadi pemicu baru dalam rangkaian demonstrasi yang telah berlangsung sejak kasus affan kurniawan.
mahasiswa, aktivis, dan masyarakat sipil kembali turun ke jalan, menuntut keadilan dan akuntabilitas dari aparat penegak hukum.