Rumah Dijarah, Sri Mulyani Minta Maaf dan Serukan Demokrasi Beradab
Rumah dijarah, sri mulyani minta maaf dan serukan demokrasi beradab--
Ia menyebut mekanisme seperti judicial review di Mahkamah Konstitusi dan proses hukum di pengadilan sebagai bagian dari sistem demokrasi yang beradab.
“Tugas negara harus dilakukan dengan amanah, kejujuran, integritas, kepantasan dan kepatutan, profesional, transparan, akuntabel, dan jelas kami dilarang korupsi. Ini adalah kehormatan dan sekaligus tugas luar biasa mulia. Tugas tidak mudah dan sangat kompleks, memerlukan wisdom - empati, kepekaan mendengar dan memahami suara masyarakat. Karena ini menyangkut nasib rakyat Indonesia dan masa depan bangsa Indonesia,” tegasnya.
BACA JUGA:Ratusan Anak Muda Iringi Pemakaman Rheza Sendy Pratama di Sleman, Mahasiswa Amikom Yogyakarta
Sri Mulyani menyampaikan apresiasi kepada seluruh elemen masyarakat mulai dari netizen, guru, dosen, mahasiswa, pelaku UMKM, hingga media massa yang terus memberikan kritik, masukan, bahkan sindiran dan makian.
Ia menyebut semua itu sebagai bagian dari proses membangun bangsa.
“Kami mohon maaf, pasti masih banyak sekali kekurangan. Bismillah, kami perbaiki menerus. Semoga Allah SWT memberkahi dan melindungi Indonesia. Jangan pernah lelah mencintai Indonesia,” tutupnya.
Pernyataan Sri Mulyani menjadi refleksi penting di tengah gejolak politik nasional.
BACA JUGA:Kenapa Rumah Sri Mulyani Jadi Sasaran? Ini Kronologi Lengkapnya!
BACA JUGA:Surya Paloh Nonaktifkan Ahmad Sahroni dan Nafa Urbach dari DPR RI, Ini Alasan dan Dampaknya
Ia mengajak masyarakat untuk menjaga semangat demokrasi yang sehat, menjunjung tinggi hukum, dan menghindari tindakan destruktif.
Di tengah kritik dan tekanan, ia tetap menegaskan komitmen untuk berbenah dan mendengar suara rakyat.