Razia Imigrasi di Pabrik Hyundai-LG Bikin Hubungan AS-Korsel Memanas, 475 Pekerja Ditahan, 1 WNI!

Hubungan Amerika Serikat (AS)-Korsel memanas menyusul dilakukannya razia imigrasi besar-besaran di pabrik Hyundai-LG, di mana 475 pekerja ditahan dengan satu diantaranya WNI.--kolase the korea herald dan @fox/youtube
BACA JUGA:Ini Tokoh Diprediksi Jadi Pengganti PM Jepang Shigeru Ishiba yang Mengundurkan Diri!
Profesor politik Kim Tae-Hyung menegaskan, insiden ini bisa membuat perusahaan Korea ragu memperluas investasi di Amerika.
“Bagaimana mungkin diminta membangun pabrik tapi pekerja teknisnya justru dijebloskan? Ini jelas kontradiktif,” ujarnya.
Hyundai sendiri baru bulan lalu mengumumkan peningkatan investasi di AS dari US$21 miliar menjadi US$26 miliar hingga 2028.
Sementara LG Energy ikut menggelontorkan dana besar untuk memperkuat rantai pasok baterai.
Trump Dituding Bermain Politik
Departemen Keamanan Dalam Negeri AS menyebut penggerebekan ini murni hasil investigasi panjang terkait perekrutan ilegal, bukan bermotif politik.
Namun kenyataannya sulit diabaikan di mana kebijakan imigrasi super ketat ala Trump kini justru bertabrakan dengan misinya sendiri untuk menarik investasi asing dan menghidupkan kembali industri otomotif dalam negeri.
Kartun satir di Maeil Business bahkan menggambarkan Trump dengan pentungan di tangan, sementara investor Korea menyerahkan kotak berisi uang, hanya untuk dikejutkan dengan puluhan pekerjanya yang ditangkap.
BACA JUGA:Polres Mojokerto Berhasil Tangkap Pelaku Mutilasi Wanita Jadi 65 Bagian, Ini Hubungan Pelaku-Korban!
BACA JUGA:Alasan PM Jepang Shigeru Ishiba Mengundurkan Diri Meski Kurang Setahun Menjabat
Krisis Diplomatik di Depan Mata?
Pemerintah Korea Selatan kini bekerja ekstra keras membebaskan warganya.
Legislator partai berkuasa menegaskan, sebelum ada investasi tambahan, Seoul harus menuntut jaminan keamanan warganya serta perbaikan aturan visa bagi tenaga kerja yang datang untuk proyek strategis.
Jika tak segera diselesaikan, bukan hanya proyek baterai yang terganggu, tetapi juga reputasi AS sebagai mitra investasi terpercaya bisa hancur di mata global.