bacakoran.co - kabar mengejutkan datang dari rumah tangga selebgram sekaligus beauty influencer populer, .

ia resmi mengajukan gugatan cerai terhadap sang suami, ahmad assegaf, ke pengadilan agama jakarta selatan.

informasi ini sontak menjadi perhatian publik, mengingat pasangan ini dikenal harmonis sejak menikah pada 2018 silam.

humas pengadilan agama jakarta selatan, dede rika nurhasanah, membenarkan adanya gugatan cerai tersebut.

menurutnya, gugatan telah diajukan oleh kuasa hukum tasya melalui sistem e-court pada jumat, 12 september 2025.

“ada perkara yang masuk di pengadilan agama jakarta selatan. inisialnya lft (lulu farasya teisa) sebagai penggugat, dan as sebagai tergugat,” jelas dede, dikutip senin (15/9/2025).

meski begitu, pihak pengadilan tidak bisa membeberkan detail isi gugatan. “untuk isi gugatan, kami tidak menyampaikan,” tegas dede.

pernikahan 7 tahun yang tampak harmonis

tasya farasya dan ahmad assegaf menikah pada 2018.

dari pernikahan tersebut, keduanya telah dikaruniai dua anak, yaitu seorang putri dan seorang putra.

selama tujuh tahun membangun rumah tangga, pasangan ini kerap tampil mesra dan harmonis di hadapan publik.

namun, belakangan ini rumah tangga mereka menjadi sorotan setelah kabar gugatan cerai mencuat ke publik.

banyak netizen terkejut karena sebelumnya tidak ada tanda-tanda keretakan rumah tangga dari pasangan ini.

jadwal sidang perdana

pengadilan agama jakarta selatan telah menjadwalkan sidang perdana perceraian tasya farasya dan ahmad assegaf pada rabu, 24 september 2025.

hingga kini, belum ada pernyataan langsung dari tasya maupun ahmad terkait gugatan cerai tersebut.

publik pun masih menantikan bagaimana proses sidang akan berjalan dan keputusan apa yang akan diambil nantinya.

sebagai salah satu influencer ternama di bidang fashion dan kecantikan, kehidupan pribadi tasya farasya memang selalu menjadi sorotan.

kabar perceraiannya kini memicu banyak spekulasi dari netizen.

meski begitu, hingga saat ini alasan tasya menggugat cerai ahmad masih menjadi misteri.

publik diimbau untuk menunggu hasil persidangan resmi, ketimbang berspekulasi yang dapat menimbulkan kesalahpahaman.