Rusia Dukung Solusi Dua Negara Usai Inggris dan Sekutu Barat Akui Palestina
Rusia dukung solusi dua negara usai inggris dan sekutu barat akui palestina--
BACAKORAN.CO - Isu Palestina kembali menjadi sorotan dunia setelah Inggris, Kanada, Australia, dan Portugal resmi memberikan pengakuan terhadap negara Palestina.
Langkah bersejarah ini diumumkan pada Minggu (21/9/2025) waktu setempat dan langsung menuai reaksi beragam, baik dukungan maupun kecaman.
Keputusan keempat negara Barat tersebut bukanlah tanpa alasan.
Mereka menilai konflik Gaza yang semakin brutal dan berkepanjangan membutuhkan terobosan nyata agar perdamaian dapat terwujud.
BACA JUGA:Negara Barat Akui Kedaulatan Palestina, Hamas Desak PBB untuk Sanksi Hukum Israel!
BACA JUGA:Hamas Sebut Pengakuan Palestina oleh Negara-Negara Barat Tak Cukup, Tegaskan Ini!
Salah satunya adalah dengan mendorong penerapan solusi dua negara, yang selama ini dianggap sebagai jalan paling realistis untuk mengakhiri sengketa panjang antara Israel dan Palestina.
Menanggapi langkah itu, Rusia menegaskan sikapnya yang konsisten. Juru bicara Kremlin, Dmitry Peskov, menyatakan bahwa Moskow tetap berpegang pada prinsip resolusi Dewan Keamanan PBB dan mendukung penuh pendekatan dua negara sebagai satu-satunya solusi yang adil.
“Kami yakin bahwa hanya dengan jalan dua negara, masalah Israel-Palestina yang sangat kompleks ini bisa terselesaikan. Konflik sudah terlalu lama berlangsung dan kini berada di titik paling tragis dalam sejarahnya,” ujar Peskov seperti dikutip Reuters, Senin (22/9/2025).
Rusia sendiri sejak lama telah mengakui Palestina sebagai negara berdaulat.
BACA JUGA:Portugal Ikut Akui Palestina, Bergabung dengan Prancis, Kanada dan Inggris
BACA JUGA:Ini Detail Resolusi PBB Soal Pengakuan Negara Palestina, 142 Negara Setuju!
Dukungan itu terus mereka pertahankan di forum internasional, termasuk PBB.
Tak butuh waktu lama, Israel langsung bereaksi keras. Perdana Menteri Benjamin Netanyahu menyebut pengakuan Palestina oleh Inggris dan sekutunya sebagai “hadiah besar bagi terorisme.”