bacakoran.co

Memilukan! Tim Medis Amputasi Tangan Santri Terjepit Beton Runtuhan Ponpes Al Khoziny Demi Selamatkan Nyawa

Nur Ahmad, santri Ponpes Al Khoziny, terjepit beton. Tim medis RSUD Sidoarjo segera bertindak untuk menyelamatkan nyawanya.-Gambar Ist-

Kondisi Terkini Nur Ahmad

Sesampainya di rumah sakit, Ahmad langsung menjalani operasi lanjutan untuk membersihkan luka, membuang jaringan mati, dan merapikan kulit.

Kondisinya kini mulai berangsur membaik.

“Korban masih dalam perawatan, masih dalam observasi, tapi alhamdulillah perkembangannya bagus,” ujar Larona, dikutip dari detikJaktim.

BACA JUGA:Tragedi Ambruknya Musala Ponpes Al Khoziny Sidoarjo: 45 Santri Jadi Korban, 1 Tewas

BACA JUGA:Musala Ponpes Al Khoziny Sidoarjo Ambruk Saat Salat Asar, Puluhan Santri Tertimbun Reruntuhan

Ia menambahkan, Ahmad kini sudah bisa makan dengan lahap.

“Info dari orang tuanya, sehari bisa makan sampai lima kali. Dari pemeriksaan laboratorium semua bagus, luka juga terawat dengan baik, tidak ada tanda-tanda infeksi,” jelasnya.

Meski kehilangan salah satu tangannya, Ahmad dianggap beruntung bisa selamat dari tragedi maut yang merenggut belasan nyawa itu.

Hingga Sabtu malam, total korban meninggal akibat runtuhnya Ponpes Al Khoziny mencapai 14 orang, sementara lebih dari 100 santri berhasil selamat.

Puluhan korban lain masih diduga tertimbun di bawah puing.

BACA JUGA:Gedung Tiga Lantai Ponpes Al Khoziny Roboh di Tengah Salat, 19 Ambulans Dikerahkan

BACA JUGA:Viral Video Warga Simeulue Gerebek Pimpinan Ponpes dan Wanita Bercadar Berduaan di Mobil

Tim gabungan Basarnas, TNI-Polri, dan relawan terus bekerja siang malam untuk mencari korban lain.

Proses pencarian kini menggunakan alat berat karena reruntuhan bangunan cukup masif.

Memilukan! Tim Medis Amputasi Tangan Santri Terjepit Beton Runtuhan Ponpes Al Khoziny Demi Selamatkan Nyawa

Yudha IP

Yudha IP


bacakoran.co - tragedi al khoziny, buduran, sidoarjo, menyisakan kisah dramatis penyelamatan nyawa santri.

salah satu korban, nur ahmad (14), harus menjalani amputasi darurat langsung di lokasi reruntuhan demi bertahan hidup.

keputusan medis ekstrem itu dilakukan tim dokter di tengah lorong sempit bangunan yang rata dengan tanah.

peristiwa memilukan itu terjadi pada senin (29/9/2025) sore ketika ratusan santri tengah menunaikan salat asar.

tanpa peringatan, bangunan empat lantai itu ambruk menimbun puluhan orang.

ahmad menjadi salah satu korban yang terjebak di bawah beton besar, dengan lengan yang remuk tertindih puing.

situasi darurat membuat tim medis harus mengambil langkah cepat.

dokter spesialis ortopedi dan traumatologi rsud sidoarjo, dr larona hydravianto, menjadi salah satu sosok kunci dalam misi penyelamatan ini.

ia menuturkan bahwa kondisi ahmad saat itu kritis, dengan tangan yang sudah hancur dan tidak mungkin diselamatkan.

“beliau menginformasikan ke saya bahwa, dr rona, ini ada satu pasien yang posisinya itu hidup tapi lengan itu tertimpa reruntuhan bangunan, beton begitu, sehingga tim memang kesulitan untuk mengevakuasi,” kata larona, dikutip dari cnn indonesia.

"sedangkan sudah beberapa kali dicoba untuk mengangkat beton tersebut kesulitan dan sangat berisiko, untuk malah semakin memperburuk keadaan," sambungnya.

menurut larona, dalam situasi darurat, keputusan yang harus diambil adalah life saving amputation.

“salah satu prinsip tindakan kegawatdaruratan itu adalah life saving is first, limb is second. artinya, penyelamatan nyawa lebih penting daripada menyelamatkan anggota tubuh,” tegasnya, dikutip dari detikjatim.

proses amputasi penuh risiko di reruntuhan

evakuasi ahmad berlangsung di ruang sempit dengan segala keterbatasan alat medis.

larona tidak sendirian, ia dibantu dokter anestesi dr farouq abdurrahman dan ppds ortopedi dr aaron franklyn.

aaron yang melakukan amputasi langsung karena berada paling dekat dengan korban, sementara farouq memantau kondisi pasien dan memberi obat bius.

“jadi kami kerjakan bersama-sama sampai bisa dilakukan dan itu lumayan susah juga memotongnya. kami perlu tarik sedikit, kemudian dipotong lagi, lalu ditarik kembali, baru dipotong lagi. saya juga membantu memindahkan posisi pasien agar potongan bisa berjalan dengan lancar,” jelas larona, dikutip dari detikjatim.

operasi darurat itu berlangsung sekitar 20 menit dengan risiko tinggi.

begitu tangan ahmad berhasil diamputasi, tubuhnya segera ditarik keluar oleh tim basarnas yang sudah menunggu di luar reruntuhan.

ahmad kemudian distabilkan dengan pemasangan infus ganda, pemberian oksigen, serta penanganan luka sebelum dilarikan ke rsud sidoarjo.

kondisi terkini nur ahmad

sesampainya di rumah sakit, ahmad langsung menjalani operasi lanjutan untuk membersihkan luka, membuang jaringan mati, dan merapikan kulit.

kondisinya kini mulai berangsur membaik.

“korban masih dalam perawatan, masih dalam observasi, tapi alhamdulillah perkembangannya bagus,” ujar larona, dikutip dari detikjaktim.

ia menambahkan, ahmad kini sudah bisa makan dengan lahap.

“info dari orang tuanya, sehari bisa makan sampai lima kali. dari pemeriksaan laboratorium semua bagus, luka juga terawat dengan baik, tidak ada tanda-tanda infeksi,” jelasnya.

meski kehilangan salah satu tangannya, ahmad dianggap beruntung bisa selamat dari tragedi maut yang merenggut belasan nyawa itu.

hingga sabtu malam, total korban meninggal akibat runtuhnya ponpes al khoziny mencapai 14 orang, sementara lebih dari 100 santri berhasil selamat.

puluhan korban lain masih diduga tertimbun di bawah puing.

tim gabungan basarnas, tni-polri, dan relawan terus bekerja siang malam untuk mencari korban lain.

proses pencarian kini menggunakan alat berat karena reruntuhan bangunan cukup masif.

Tag
Share