bacakoran.co

Shutdown AS Terbaru! Negosiasi Buntu, Pemerintah Bakal PHK Massal 750 Ribu PNS!

Kabar terbaru shutdown pemerintahan AS yang berimbas pada terancam PHK massal sebanyak 750 ribu PNS federal.--architecturaldigest.com/ist

BACAKORAN.CO – Badai besar siap mengguncang pemerintahan Amerika Serikat (AS) yang lumpuh akibat shutdown total sehingga membuat 750 ribu pegawai negeri sipil (PNS) federal terancam di PHK massal.

Kebuntuan antara Partai Republik dan Partai Demokrat di Kongres mengenai Rancangan Undang-Undang (RUU) pendanaan sementara membuat negosiasi buntu total.

Akibatnya, kegiatan pemerintahan non-esensial berhenti mendadak dan Trump tampaknya tidak keberatan.

“Jika negosiasi gagal lagi, pemutusan hubungan kerja akan dimulai. Kami siap melakukan apa yang diperlukan,” tegas Kevin Hassett, Direktur Dewan Ekonomi Nasional Gedung Putih seperti dilansir dari CNBC Indonesia.

BACA JUGA:Dentuman Misterius di Cirebon! BRIN Pastikan Itu Meteor Besar yang Jatuh di Laut Jawa

BACA JUGA:Update Korban Meninggal Dunia Runtuhan Ponpes Al Khoziny Jadi 52 Orang, Potongan Tubuh Juga Ditemukan

Menurut laporan resmi dari Congressional Budget Office (CBO), hingga 750.000 pegawai federal non-esensial berpotensi dirumahkan setiap harinya selama shutdown berlangsung.

Dampaknya?

Kerugian gaji mencapai US$400 juta per hari atau setara dengan Rp6,6 triliun yang menguap tanpa kepastian.

Namun, pegawai yang dikategorikan esensial seperti militer aktif tetap diwajibkan bekerja.

BACA JUGA:Prabowo Panggil Kepala BGN, Tegaskan Seluruh Dapur MBG Wajib Punya Test Kit Kebersihan

BACA JUGA:Viral! Dukun Lansia Ditangkap Usai Lecehkan Remaja di Tanah Laut, Modus Pengobatan Guna-guna

Ironisnya, mereka bekerja tanpa bayaran sampai anggaran baru disetujui.

Trump Siap "Bersih-Bersih" Birokrasi

Alih-alih panik, Trump justru melihat shutdown ini sebagai “kesempatan emas” untuk merampingkan pemerintahan.

Shutdown AS Terbaru! Negosiasi Buntu, Pemerintah Bakal PHK Massal 750 Ribu PNS!

Ramadhan Evrin

Ramadhan Evrin


bacakoran.co – badai besar siap mengguncang pemerintahan yang lumpuh akibat shutdown total sehingga membuat 750 ribu pegawai negeri sipil (pns) federal terancam di .

kebuntuan antara partai republik dan partai demokrat di kongres mengenai rancangan undang-undang (ruu) pendanaan sementara membuat negosiasi buntu total.

akibatnya, kegiatan pemerintahan non-esensial berhenti mendadak dan trump tampaknya tidak keberatan.

“jika negosiasi gagal lagi, pemutusan hubungan kerja akan dimulai. kami siap melakukan apa yang diperlukan,” tegas kevin hassett, direktur dewan ekonomi nasional gedung putih seperti dilansir dari cnbc indonesia.

menurut laporan resmi dari congressional budget office (cbo), hingga 750.000 pegawai federal non-esensial berpotensi dirumahkan setiap harinya selama shutdown berlangsung.

dampaknya?

kerugian gaji mencapai us$400 juta per hari atau setara dengan rp6,6 triliun yang menguap tanpa kepastian.

namun, pegawai yang dikategorikan esensial seperti militer aktif tetap diwajibkan bekerja.

ironisnya, mereka bekerja tanpa bayaran sampai anggaran baru disetujui.

trump siap "bersih-bersih" birokrasi

alih-alih panik, trump justru melihat shutdown ini sebagai “kesempatan emas” untuk merampingkan pemerintahan.

“kita akan memberhentikan banyak orang—dan itu bagus. shutdown ini memberi saya peluang untuk menyingkirkan yang tidak efisien,” ujar trump dilansir dari afp.

komentar itu sontak memicu kegelisahan di kalangan pegawai federal, terutama mereka yang telah lama khawatir dengan agenda “efisiensi” ala trump yang dikenal kontroversial.

duel panas republik vs demokrat

akar masalahnya tetap sama yakni anggaran kesehatan publik.

partai demokrat mendesak tambahan dana besar untuk program medis nasional, sementara partai republik menolak, menganggap pembahasan itu tidak relevan dalam negosiasi jangka pendek.

kebuntuan ini memperpanjang daftar shutdown dalam sejarah as—sudah 21 kali sejak 1976.

yang terlama terjadi pada 2018, ketika trump berseteru dengan demokrat soal pendanaan tembok perbatasan senilai us$5,7 miliar.

kini, sejarah tampaknya kembali berulang.

Tag
Share