bacakoran.co

Dihadapan Wakil Rayat dan Diknas Sumsel, Ketua OSIS SMKN 1 Indralaya Selatan 'Kuliti' Kelakuan Kepala

Aksi protes kepala sekolah yang dilakukan siswa siswi SMK Negeri I Inderalaya Selatan, Ogan Ilir, Senin 6 Oktober 2025. (foto: tangkapan layar)--

BACAKORAN.CO -- Pertemuan antara siswa dan guru Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Negeri I, Inderalaya Selatan (Intan), Kabupaten Ogan Ilir, Sumatera Selatan (Sumsel) dengan Dinas Pendidikan dan Komisi V DPRD Sumsel, Kamis 9 Oktober 2025 berlangsung dalam suasana tegang dan haru.
Para siswa yang diwakili Ketua OSIS Kelvin Valentino dan guru yang diduga sudah lama memendam unek-uneknya terhadap Kepala Sekolah SMK N I Intan berinisial ED, meluapkan seluruhnya dalam kata-kata yang seakan tak dapat terbendung.
Dengan nada sedikit bergetar, Kelvin Valentino menjelaskan satu persatu kelakuan Kepsek SMK N I Intan.

BACA JUGA:Demo DPR Kembali Menelan Korban! Pelajar SMK Tangerang Tewas Usai Koma Akibat Luka Parah di Kepala

BACA JUGA:Cair, Ini Rincian Bantuan PIP 2025 SD, SMP dan SMA/SMK: per Siswa Terima Rp1,8 Juta

Diketahui, pertemuan itu merupakan tindaklanjut dari 'aksi damai' siswa yang dilakukan pada Senin 6 Oktober 2025.
Ketika itu siswa meminta agar Kepsek SMKN I Intan dicopot. Ketika itu para siswa menegaskan jika tuntutan mereka tak di respon maka akan  menggelar aksi yang lebih besar pada Jumat 10 Oktober 2025, dengan mengajak para alumni SMK N I Intan.
Merespon tuntutan itulah, pada Kamis 9 Oktober 2025,pihak Dinknas Sumsel diwakili Kasubag Kepegawaian , Enda Kusuma Dewi,  Kabid SMA/SMK dan jajaran, termasuk Koordinator Pengawas SMA/SMK Kabupaten Ogan Ilir serta Ketua Komisi V DPRD Sumsel, Alwis Gani serta anggotanya melakukan pertemuan dengan siswa dan guru SMK N I Intan.
Dalam kesempatan itu, Ketua OSIS Kelvin Valentino 'menguliti' sejumlah  dugaan penyimpangan yang dilakukan oleh Kepsek ED. Setidaknya ada 12 poin yang disampaikan Kelvin yang selama ini menjadi keluhan para siswa.

BACA JUGA:Miris! Kakek 74 Tahun Nikahi Gadis 24 Tahun Dengan Mahar Rp 3 Miliar Ternyata Tipu-tipu

BACA JUGA:12 Rekomendasi Drama China Romantis Tentang Mahasiswa yang Bikin Baper, Awas Salting Brutal!

Dengan berani dia menjelaskan soal biaya seragam dan perlengkapan sekolah yang setiap tahun mengalami kenaikan, sementara kualitasnya menurun. “Kami bandingkan jas almamater lama dan baru, bahan yang baru jauh lebih tipis dan cepat rusak,” katanya.
Kelvin juga menyoroti masalah pakaian muslim yang bahannya semakin tipis, hingga tidak layak dipakai sebagai seragam resmi. 
Tak kalah lantangnya dia menyebutkan adanya dugaan pemotongan dana Program Indonesia Pintar (PIP) dengan besaran bervariasi antara Rp10 ribu hingga Rp50 ribu per siswa.
“Kami dari kelas 12 bahkan harus belajar di ruang laboratorium karena penambahan jurusan tidak diikuti dengan penambahan ruang kelas. Akibatnya, kegiatan praktik menjadi tidak kondusif,” jelasnya terkait ruang belajar yang dikeluhkan siswa.

BACA JUGA:Baru Bebas Bersyarat, Kakek 63 Tahun Kembali Cabuli Bocah di Cakung: Terekam CCTV Saat Ajak Korban Naik Motor

BACA JUGA:Polisi Gagalkan Penyelundupan 12 Kg Sabu di Tol Jakarta-Cikampek, 3 Kurir Sabu Ternyata Dijanjikan Rp100 Juta!

Lebih jauh, Kelvin membeberkan bahwa foto kelulusan dan dokumentasi sekolah yang seharusnya dibiayai dari dana BOS malah dibebankan kepada siswa. 
Ia juga menyayangkan kegiatan ekstrakurikuler yang tidak berjalan aktif, sementara dana pengajuan kegiatan sering dipotong dan uang pembinaan tidak dibayarkan.
Yang mengagetkan, Kelvin menjelaskan jika di sekolahnya pernah ada kasus dugaan pelecehan yang dilakukan oknum sopir kepsek, namun hingga kini tidak ada tindak lanjut dari pihak sekolah.“Korban pelecehan itu sampai pindah sekolah karena malu,” ungkapnya.
Yang paling menyedihkan, lanjut Kelvin, uang infak Jumat milik siswa pun ikut dipakai tanpa kejelasan penggunaannya.

BACA JUGA:Gempa Magnitudo 7,6 Guncang Pulau Karatung, BMKG: Waspadai Potensi Tsunami Papua dan Sulut!

BACA JUGA:13 Rekomendasi Drama China Tentang Cinta Segitiga, Kisah Cinta yang Penuh Pengorbanan, Dijamin Baper!

Pernyataan berani dari Ketua OSIS itu mendapat dukungan dari para guru. Salah satunya, Hendra, Ketua Jurusan Listrik di sekolah tersebut.  Ia mengibaratkan permasalahan ini seakan menyimpan bangkai . “Telur busuk kalau disimpan, baunya pasti akan tercium juga. Begitu pula dengan masalah di sekolah kami,” katanya.
Hendra mendesak Komisi V DPRD Sumsel dan Disdik Sumsel untuk segera menonaktifkan kepala sekolah dari jabatannya dan melaporkan hal ini kepada Gubernur Sumsel, Herman Deru. 
“Kami tidak bermaksud menjatuhkan pimpinan, tapi ini realita. Jika tidak ada langkah tegas, siswa kami sudah sepakat tidak mau belajar,”katanya.
Ketua Komisi V DPRD Sumsel, Alwis Gani,berjanji akan menindaklanjuti persoalan ini secara serius.  “Besok kami akan rapat bersama Dinas Pendidikan, BKD, dan Inspektorat untuk memperjelas duduk persoalan ini,” katanya.

Dihadapan Wakil Rayat dan Diknas Sumsel, Ketua OSIS SMKN 1 Indralaya Selatan 'Kuliti' Kelakuan Kepala

Doni Bae

Doni Bae


bacakoran.co -- pertemuan antara siswa dan guru , (intan), kabupaten ogan ilir, sumatera selatan (sumsel) dengan dinas pendidikan dan komisi v dprd sumsel, kamis 9 oktober 2025 berlangsung dalam suasana tegang dan haru.
para siswa yang diwakili ketua osis dan guru yang diduga sudah lama memendam unek-uneknya terhadap kepala sekolah smk n i intan berinisial ed, meluapkan seluruhnya dalam kata-kata yang seakan tak dapat terbendung.
dengan nada sedikit bergetar, kelvin valentino menjelaskan satu persatu kelakuan kepsek smk n i intan.

diketahui, pertemuan itu merupakan tindaklanjut dari 'aksi damai' siswa yang dilakukan pada senin 6 oktober 2025.
ketika itu siswa meminta agar kepsek smkn i intan dicopot. ketika itu para siswa menegaskan jika tuntutan mereka tak di respon maka akan  menggelar aksi yang lebih besar pada jumat 10 oktober 2025, dengan mengajak para alumni smk n i intan.
merespon tuntutan itulah, pada kamis 9 oktober 2025,pihak dinknas sumsel diwakili kasubag kepegawaian , enda kusuma dewi,  kabid sma/smk dan jajaran, termasuk koordinator pengawas sma/smk kabupaten ogan ilir serta ketua komisi v dprd sumsel, alwis gani serta anggotanya melakukan pertemuan dengan siswa dan guru smk n i intan.
dalam kesempatan itu, ketua osis kelvin valentino 'menguliti' sejumlah  dugaan penyimpangan yang dilakukan oleh kepsek ed. setidaknya ada 12 poin yang disampaikan kelvin yang selama ini menjadi keluhan para siswa.

dengan berani dia menjelaskan soal biaya seragam dan perlengkapan sekolah yang setiap tahun mengalami kenaikan, sementara kualitasnya menurun. “kami bandingkan jas almamater lama dan baru, bahan yang baru jauh lebih tipis dan cepat rusak,” katanya.
kelvin juga menyoroti masalah pakaian muslim yang bahannya semakin tipis, hingga tidak layak dipakai sebagai seragam resmi. 
tak kalah lantangnya dia menyebutkan adanya dugaan pemotongan dana program indonesia pintar (pip) dengan besaran bervariasi antara rp10 ribu hingga rp50 ribu per siswa.
“kami dari kelas 12 bahkan harus belajar di ruang laboratorium karena penambahan jurusan tidak diikuti dengan penambahan ruang kelas. akibatnya, kegiatan praktik menjadi tidak kondusif,” jelasnya terkait ruang belajar yang dikeluhkan siswa.

lebih jauh, kelvin membeberkan bahwa foto kelulusan dan dokumentasi sekolah yang seharusnya dibiayai dari dana bos malah dibebankan kepada siswa. 
ia juga menyayangkan kegiatan ekstrakurikuler yang tidak berjalan aktif, sementara dana pengajuan kegiatan sering dipotong dan uang pembinaan tidak dibayarkan.
yang mengagetkan, kelvin menjelaskan jika di sekolahnya pernah ada kasus dugaan pelecehan yang dilakukan oknum sopir kepsek, namun hingga kini tidak ada tindak lanjut dari pihak sekolah.“korban pelecehan itu sampai pindah sekolah karena malu,” ungkapnya.
yang paling menyedihkan, lanjut kelvin, uang infak jumat milik siswa pun ikut dipakai tanpa kejelasan penggunaannya.

pernyataan berani dari ketua osis itu mendapat dukungan dari para guru. salah satunya, hendra, ketua jurusan listrik di sekolah tersebut.  ia mengibaratkan permasalahan ini seakan menyimpan bangkai . “telur busuk kalau disimpan, baunya pasti akan tercium juga. begitu pula dengan masalah di sekolah kami,” katanya.
hendra mendesak komisi v dprd sumsel dan disdik sumsel untuk segera menonaktifkan kepala sekolah dari jabatannya dan melaporkan hal ini kepada gubernur sumsel, herman deru. 
“kami tidak bermaksud menjatuhkan pimpinan, tapi ini realita. jika tidak ada langkah tegas, siswa kami sudah sepakat tidak mau belajar,”katanya.
ketua komisi v dprd sumsel, alwis gani,berjanji akan menindaklanjuti persoalan ini secara serius.  “besok kami akan rapat bersama dinas pendidikan, bkd, dan inspektorat untuk memperjelas duduk persoalan ini,” katanya.

ia juga menegaskan bahwa masalah hukum harus diselesaikan secara hukum, sementara persoalan moral harus diselesaikan dengan etika moral.
komisi v dprd sumsel juga mengatakan akan mengundang langsung kepsek bersangkutan  untuk dimintai keterangan.

Tag
Share