bacakoran.co - nama muhammad kevin pradana (29) kini menjadi sorotan publik setelah ia menjabat sebagai kepala satuan pelayanan pemenuhan gizi () jatiasih diduga melakukan pelecehan terhadap salah satu pegawai wanita di kantor.

korban rda (28) menyatakan bahwa ketika ia meminta dokumen dari atasan (kepala sppg jatiasih), dokumen tersebut tidak sesuai. 

alih-alih diperbaiki oleh jatiasih, rda justru mendapatkan makian hingga digenggam dan dilecehkan secara verbal dan fisik.

pelaku adalah kepala sppg jatiasih yang kemudian melalui unggahan di platform x (twitter) oleh akun @bulepotanx pada jumat (24/10/2025). 

"pelaku anak anggota tni yang jadi titipan di tempat kerja itu. kebetulan korbannya teman aku. pelaku sama ibunya udah minta maaf, tapi dari chat-nya, mereka gak merasa bersalah. bantu sebar, ya, guys. korbannya bukan cuma satu, dan emang ternyata pelakunya orang yang sering kasus," tulisnya @bulepotanx.

pelaku anak anggota tni yang jadi titipan di tempat kerja itu. kebetulan korbannya teman aku. pelaku sama ibunya udah minta maaf, tapi dari chat-nya, mereka gak merasa bersalah. bantu sebar, ya, guys. korbannya bukan cuma satu, dan emang ternyata pelakunya orang yang sering kasus

— madam ????????????️‍???????????? (he/him) (@bulepotanx)

kronologis mencatat bahwa peristiwa pelecehan terjadi pada senin (6/10/2025) di ruang lingkup kerja sppg jatiasih ketika rda meminta dokumen.

kepala sppg jatiasih diduga marah, memaki, kemudian melakukan tindakan pelecehan fisik.

hingga sekarang, kasus ini sedang dalam penanganan pihak kepolisian usai laporan dari korban.

terungkap bahwa kepala sppg jatiasih, yaitu muhammad kevin pradana, adalah anak dari seorang aparat tni yang memiliki pengaruh di tubuh instansi tersebut.

akun media sosial menyebut bahwa pengangkatan kepala sppg jatiasih tersebut bukan karena prestasi melainkan karena “titipan” sang orang tua.

permintaan maaf orang tua dan tuntutan hukum

setelah tunggakan eskalasi orang tua kepala sppg jatiasih akhirnya menyampaikan permohonan maaf resmi kepada korban.

“masyaaallah, mba mohon anak kami ya mba, kami stres. mohon maaf beribu2 maaf yang telah menyakiti hati mba,” ujar sang orang tua melalui pesan yang beredar.

sementara itu, kepala sppg jatiasih sendiri mengaku bersalah melalui chat dengan korban:

“maaf dong, jangan dibawa jauh2, gak enak gw sama ortu. yaudah gw ngaku salah,”

“insyaa allah ke depannya bisa ngubah sifat gw yang kayak iblis ini,”

pesan tersebut kemudian dihapus.

hingga saat ini, belum ada keputusan resmi pencopotan jabatan bagi kepala sppg jatiasih.

proses hukum masih berjalan setelah korban melapor ke aparat penegak hukum.