bacakoran.co - yang selama ini jadi primadona investasi, terjun bebas ke level terendahnya dalam beberapa pekan terakhir.
itu setelah harga hari ini, selasa (28/10/2025) menembus angka rp2,327 juta per gram.
berdasarkan data resmi dari logam mulia antam, harga emas 24 karat anjlok rp23.000 per gram dibandingkan hari sebelumnya.
kini, emas ukuran terkecil 0,5 gram dibanderol rp1.213.500, sedangkan emas 10 gram dijual rp22.765.000.
untuk ukuran paling jumbo, 1 kilogram emas antam kini seharga rp2,267 miliar.
harga buyback turun, investor gigit jari
tak hanya harga jual, harga buyback atau harga dijual kembali ke antam pun anjlok rp23.000, kini hanya rp2.192.000 per gram.
artinya, siapa pun yang menjual emas hari ini, harus siap menerima nilai tukar yang lebih rendah dari biasanya.
sesuai peraturan menteri keuangan (pmk) no. 81 tahun 2024, setiap transaksi buyback di atas rp10 juta akan dipotong pph 22 sebesar 1,5%.
pajak ini langsung dipotong di tempat transaksi, sehingga nilai bersih yang diterima investor otomatis berkurang lagi.
harga emas dunia ikut runtuh: di bawah us$4.000 per troy ons
drama tak berhenti di dalam negeri.
di pasar global, harga emas dunia juga terperosok ke bawah us$4.000 per troy ons--level psikologis yang selama ini menjadi batas aman bagi investor global.
pada perdagangan senin (27/10/2025), harga emas dunia jeblok 3,19% dan ditutup di us$3.980,55 per troy ons.
ini merupakan pertama kalinya sejak 9 oktober 2025 emas dunia ditutup di bawah us$4.000.
namun, pagi ini, selasa (28/10/2025), ada sedikit napas lega.
harga emas di pasar spot naik tipis 0,26% ke posisi us$3.990,84 per troy ons. meski begitu, pasar masih dibayangi ketidakpastian besar.
pemicu kejatuhan: hubungan as–china mulai membaik
mengapa harga emas rontok separah ini?
menurut analis david meger, direktur perdagangan logam di high ridge futures, gejolak ini terjadi karena membaiknya hubungan dagang amerika serikat dan china.
kesepakatan dagang yang semakin mendekati kenyataan membuat minat terhadap aset safe haven seperti emas menurun tajam.
“ketika ketegangan perdagangan mereda, investor mulai beralih dari aset aman seperti emas ke instrumen berisiko lebih tinggi,” ungkap meger.