bacakoran.co

Tragis! ODGJ di OKU Tewas Ditembak Polisi, Keluarga Tuntut Keadilan

Fadli, warga OKU diduga ODGJ, tewas ditembak polisi. Keluarga tuntut keadilan, polisi klaim ancaman./Kolase Bacakoran.co--Instagram @feedgramindo

Bahkan, pelaku sempat menulis ancaman terhadap aparat tanpa alasan yang jelas.

"Sebelum melakukan penangkapan, saya mewanti-wanti anggota saat melakukan penangkapan karena pelaku tidak suka dengan polisi. Jadi harus waspada terhadap hal-hal yang tidak diinginkan," kata Endro.

Meski demikian, pihak kepolisian belum dapat memastikan status kejiwaan pelaku. 

“Itu masih dalam penyelidikan lebih lanjut karena butuh pembuktian,” tambahnya.

Sebagai bentuk pertanggungjawaban, tiga anggota Satreskrim yang terlibat dalam penangkapan dan penembakan, yakni Aiptu TK, Bripda AS, dan Bripka CF, telah diamankan dan akan menjalani pemeriksaan di Polda Sumsel.

Wakapolres OKU Kompol Eryadi Yuswanto menegaskan bahwa institusinya akan bersikap transparan dan tidak menutup-nutupi kasus ini. 

“Terhadap anggota kita, akan dilaksanakan proses sesuai prosedur. Kami juga akan menemui keluarga korban dan menyampaikan permintaan maaf. Yang pasti, oknum akan ditindak bila terbukti melanggar,” ujarnya.

Pihak keluarga berharap agar kematian Fadli tidak menjadi sia-sia dan bisa menjadi pelajaran penting dalam penegakan hukum yang lebih manusiawi dan beradab.

Tragis! ODGJ di OKU Tewas Ditembak Polisi, Keluarga Tuntut Keadilan

Rida Satriani

Rida Satriani


bacakoran.co — suasana duka menyelimuti rumah keluarga fadli, warga kelurahan kemelak, kecamatan baturaja timur, kabupaten ogan komering ulu (oku), sumatera selatan. 

fadli, pria berusia 35 tahun, meninggal dunia setelah diduga oleh aparat kepolisian pada selasa pagi, (28/10/2025). 

peristiwa ini memicu gelombang emosi dari pihak keluarga dan menjadi sorotan masyarakat setempat.

menurut keterangan warga, insiden penembakan terjadi di kawasan padat lalu lintas. 

beberapa pengendara yang melintas sempat menyaksikan momen-momen setelah suara terdengar. 

fadli yang mengalami luka tembak di bagian bahu dan perut segera dilarikan ke rsud ibnu sutowo baturaja menggunakan mobil minibus.

sayangnya, nyawanya tak tertolong setibanya di rumah sakit.

keluarga korban yang menerima kabar duka tersebut langsung mendatangi rumah sakit. 

tangis dan amarah pecah di ruang tunggu. 

mereka menilai tindakan aparat berlebihan, apalagi fadli diketahui memiliki riwayat gangguan kejiwaan.

“sudah kami bilang kalau keluarga kami itu mengidap gangguan jiwa (odgj), kenapa masih ditembak? dia bukan pelaku kejahatan, hanya butuh pengawasan,” ujar rahmalina alin, kakak korban, sambil menangis di depan rumah sakit.

aldi, kakak fadli lainnya, menambahkan bahwa sebelumnya polisi sempat datang ke rumah mereka dengan maksud menangkap fadli atas dugaan pencemaran nama baik. 

namun, keluarga sudah menjelaskan kondisi mental fadli kepada petugas.

“dia pernah kerja pelayaran, tapi pulang-pulang jadi depresi. kami sudah bilang dia sakit jiwa, tapi tetap saja diperlakukan seperti penjahat,” ucap aldi penuh sesal.

sementara itu, pihak kepolisian memberikan penjelasan berbeda terkait kronologi kejadian. 

kapolres oku akbp endro aribowo menyampaikan bahwa pria berinisial p (yang kemudian diketahui sebagai fadli) sebelumnya terekam cctv melakukan perusakan dua pos lalu lintas di kawasan ramayana dan simpang unbara pada pukul 02.15 wib. 

ia datang seorang diri mengendarai sepeda motor dengan nomor polisi bg 6560 rc dan melempar kaca pos dengan batu hingga pecah.

setelah identitas pelaku diketahui, tim gabungan dari satreskrim polres oku melakukan upaya penangkapan pada pukul 08.00 wib. 

namun, menurut endro, pelaku justru mengancam petugas dengan sebilah parang dan sebuah benda hitam yang diduga akan dilemparkan.

"petugas sudah memberikan beberapa kali tembakan peringatan ke atas sambil mundur. tapi pelaku masih mendekati anggota sambil mengancam akan meledakkan anggota kita. anggota sempat terjatuh, pelaku terus mendekat sambil menunjukkan gestur hendak melempar benda bulat hitam di tangannya itu," ungkap kapolres oku akbp endro aribowo, rabu (29/10).

karena merasa terancam, petugas akhirnya melepaskan dua tembakan yang mengenai bahu dan perut pelaku. 

ia kemudian dibawa ke rumah sakit dengan bantuan warga dan anggota tni, namun nyawanya tidak tertolong.

endro juga mengungkapkan bahwa dari hasil penyelidikan awal dan unggahan media sosial milik pelaku, ditemukan indikasi kebencian terhadap institusi kepolisian. 

bahkan, pelaku sempat menulis ancaman terhadap aparat tanpa alasan yang jelas.

"sebelum melakukan penangkapan, saya mewanti-wanti anggota saat melakukan penangkapan karena pelaku tidak suka dengan polisi. jadi harus waspada terhadap hal-hal yang tidak diinginkan," kata endro.

meski demikian, pihak kepolisian belum dapat memastikan status kejiwaan pelaku. 

“itu masih dalam penyelidikan lebih lanjut karena butuh pembuktian,” tambahnya.

sebagai bentuk pertanggungjawaban, tiga anggota satreskrim yang terlibat dalam penangkapan dan penembakan, yakni aiptu tk, bripda as, dan bripka cf, telah diamankan dan akan menjalani pemeriksaan di polda sumsel.

wakapolres oku kompol eryadi yuswanto menegaskan bahwa institusinya akan bersikap transparan dan tidak menutup-nutupi kasus ini. 

“terhadap anggota kita, akan dilaksanakan proses sesuai prosedur. kami juga akan menemui keluarga korban dan menyampaikan permintaan maaf. yang pasti, oknum akan ditindak bila terbukti melanggar,” ujarnya.

pihak keluarga berharap agar kematian fadli tidak menjadi sia-sia dan bisa menjadi pelajaran penting dalam penegakan hukum yang lebih manusiawi dan beradab.

Tag
Share