bacakoran.co

6 Nelayan Ditangkap, Warga Pulau Kangean Ngamuk Geruduk Polsek dan Bakar Mess Kontraktor

Brimob dikerahkan ke Pulau Kangean usai warga mengamuk akibat penangkapan nelayan. Asrama dan waterpark milik kontraktor dibakar massa./Kolase Bacakoran.co--Instagram @infosuroboyoan

BACAKORAN.CO – Situasi keamanan di Kecamatan Arjasa, Pulau Kangean, Kabupaten Sumenep, Jawa Timur, memanas setelah insiden penangkapan enam nelayan memicu kemarahan warga. 

Sebagai respons atas ketegangan yang terjadi, satu kompi pasukan Brigade Mobil (Brimob) dikerahkan ke wilayah tersebut untuk meredam potensi konflik lanjutan.

Sebanyak 67 personel Brimob ditugaskan untuk menjaga ketertiban dan mengembalikan stabilitas di kawasan Kepulauan Kangean. 

Kepala Polres Sumenep, AKBP Rivanda, menyampaikan bahwa pengerahan pasukan ini merupakan langkah preventif untuk memastikan keamanan pasca kerusuhan yang terjadi.

“Kehadiran Brimob di Pulau Kangean, harapannya mampu membantu menciptakan kembali situasi yang aman dan kondusif setelah terjadinya kemarahan warga,” ujar Rivanda dalam keterangan pers di Sumenep, Rabu malam (5/11/2025).

BACA JUGA:Dua Pendemo yang Hilang Ditemukan di Malang dan Kalimantan: Bima Jualan di Klenteng, Eko Jadi Nelayan

BACA JUGA:Kapal Patroli KKP Ludes Dibakar Nelayan di Pantai Muara Air Haji Sumbar Gegara Patroli Alat Tangkap Ilegal

Kerusuhan bermula ketika ratusan warga mendengar kabar bahwa enam nelayan asal Kangean telah diamankan oleh aparat kepolisian. 

Penangkapan tersebut dilakukan karena para nelayan diduga membawa senjata tajam dan petasan. 

Informasi yang beredar menyebutkan bahwa alat-alat tersebut digunakan untuk mengusir kapal yang tengah melakukan survei seismik di perairan sekitar.

“Warga spontan datang karena mendengar nelayan kami ditangkap, mereka ingin tahu kebenarannya,” kata Hasan, salah satu warga setempat, dilansir Bacakoran.co dari Kompas.com.

Setibanya di kantor polisi, warga sempat tenang setelah mendapat penjelasan bahwa keenam nelayan telah dibebaskan. 

Namun, ketegangan belum sepenuhnya mereda. 

Tak lama setelah massa meninggalkan Polsek, situasi berubah drastis.

6 Nelayan Ditangkap, Warga Pulau Kangean Ngamuk Geruduk Polsek dan Bakar Mess Kontraktor

Rida Satriani

Rida Satriani


bacakoran.co – situasi keamanan di kecamatan arjasa, pulau kangean, kabupaten sumenep, jawa timur, memanas setelah insiden penangkapan enam memicu kemarahan warga. 

sebagai respons atas ketegangan yang terjadi, satu kompi pasukan brigade mobil () dikerahkan ke wilayah tersebut untuk meredam potensi konflik lanjutan.

sebanyak 67 personel brimob ditugaskan untuk menjaga ketertiban dan mengembalikan stabilitas di kawasan kepulauan kangean. 

kepala polres sumenep, akbp rivanda, menyampaikan bahwa pengerahan pasukan ini merupakan langkah preventif untuk memastikan keamanan pasca kerusuhan yang terjadi.

“kehadiran brimob di pulau kangean, harapannya mampu membantu menciptakan kembali situasi yang aman dan kondusif setelah terjadinya kemarahan warga,” ujar rivanda dalam keterangan pers di sumenep, rabu malam (5/11/2025).

kerusuhan bermula ketika ratusan warga mendengar kabar bahwa enam nelayan asal kangean telah diamankan oleh aparat kepolisian. 

penangkapan tersebut dilakukan karena para nelayan diduga membawa senjata tajam dan petasan. 

informasi yang beredar menyebutkan bahwa alat-alat tersebut digunakan untuk mengusir kapal yang tengah melakukan survei seismik di perairan sekitar.

“warga spontan datang karena mendengar nelayan kami ditangkap, mereka ingin tahu kebenarannya,” kata hasan, salah satu warga setempat, dilansir bacakoran.co dari kompas.com.

setibanya di kantor polisi, warga sempat tenang setelah mendapat penjelasan bahwa keenam nelayan telah dibebaskan. 

namun, ketegangan belum sepenuhnya mereda. 

tak lama setelah massa meninggalkan polsek, situasi berubah drastis.

tanpa ada komando yang jelas, kerumunan warga bergerak menuju lokasi lain di kecamatan arjasa. 

di sana, mereka melakukan aksi perusakan dan pembakaran terhadap sebuah asrama serta fasilitas wisata berupa waterpark. 

kedua bangunan tersebut diketahui digunakan oleh pihak kontraktor dari kangean energy indonesia (kei), perusahaan yang sedang menjalankan kegiatan uji seismik di wilayah tersebut.

saat kejadian berlangsung, asrama dalam keadaan kosong. namun, massa tetap melampiaskan amarahnya dengan memecahkan kaca dan membakar bagian depan bangunan. 

aksi ini menambah daftar panjang ketegangan antara warga dan aktivitas eksplorasi energi di pulau kangean.

menurut hasan, tindakan warga merupakan bentuk luapan emosi yang telah lama terpendam. 

“orang di kampung sini sudah resah dari dulu karena aktivitas seismik ini, jadi begitu dengar ada yang ditangkap, semua langsung tersulut,” tambahnya.

pihak kepolisian kini tengah melakukan penyelidikan lebih lanjut terhadap insiden tersebut, termasuk mengidentifikasi pelaku perusakan dan pembakaran. 

meski tidak ada korban jiwa dalam peristiwa ini, kerugian material diperkirakan cukup besar.

kehadiran brimob diharapkan dapat menenangkan situasi dan mencegah aksi susulan. 

aparat juga mengimbau masyarakat untuk tidak mudah terprovokasi dan menyerahkan penyelesaian persoalan kepada pihak berwenang.

Tag
Share