Belum Tuntas Banjir & Longsor, Tanah Bergerak Kembali Hancurkan Rumah Warga Tapanuli Selatan
Belum tuntas dampak banjir dan longsor, warga Tapanuli Selatan kini menghadapi tanah bergerak.--Youtube-Liputan6
Penyebab tanah bergerak ini dikaitkan dengan kondisi tanah yang masih jenuh air setelah bencana sebelumnya.
Curah hujan yang terus-menerus akhir-akhir ini memperparah ketidakstabilan lereng, sementara penebangan hutan liar dan pembukaan lahan tanpa perencanaan membuat tanah semakin lemah.
BACA JUGA:Banjir dan Longsor Aceh 2025: 349 Korban Jiwa, 92 Hilang, 1,4 Juta Jiwa Terdampak
Kombinasi faktor ini menyebabkan pergeseran tanah yang perlahan tapi pasti sehingga sulit dikenali sejak awal, tapi berdampak parah ketika terasa.
Masyarakat menggeser permintaan ke pemerintah untuk tindakan cepat.
Selain bantuan pangan dan tempat tinggal sementara, warga mengharapkan survei mendalam untuk menandai area berisiko tinggi dan pembangunan pemukiman baru yang aman.
Pemerintah kabupaten telah mengirim tim penelitian geologi untuk menilai kerusakan dan menyusun rencana penanggulangan.
BACA JUGA:Update Korban Banjir dan Longsor Sumut: 166 Tewas dan 143 Orang Masih Dalam Proses Pencarian
Namun prosesnya masih membutuhkan waktu yang cukup lama.
Bencana ini menjadi pengingat penting betapa rentan wilayah Tapanuli Selatan terhadap bencana alam beruntun.
Perlunya sistem peringatan dini yang lebih peka, perlindungan hutan yang ketat, dan infrastruktur yang tahan bencana agar warga tidak terus-menerus terkena dampak.
Tanpa upaya kolaboratif antara pemerintah, masyarakat, dan lembaga swasta, ketakutan warga tidak akan hilang begitu saja.
BACA JUGA:Jembatan Runtuh dan Longsor Parah! Begini Kondisi Jalur Aceh–Sumut Tiga Hari Terputus