BACAKORAN.CO - Harapan untuk menghentikan konflik antara Israel dan Hamas melalui gencatan senjata kini terancam gagal.
Serangan udara Israel yang dilancarkan sepanjang malam hingga Jumat dini hari kembali mengguncang Gaza, menewaskan sedikitnya 82 warga Palestina.
Padahal, sebelumnya kedua belah pihak telah menyepakati gencatan senjata yang direncanakan mulai berlaku pada Minggu mendatang.
Menurut laporan mediator Qatar, gencatan senjata ini mencakup pertukaran 33 sandera Israel dengan tahanan Palestina.
BACA JUGA:Gencatan Senjata Hanya Ilusi? Israel Gempur Gaza, Houthi Siap Balas Dendam!
Kesepakatan tersebut bahkan disebut-sebut berpotensi menjadi langkah awal menuju perdamaian permanen.
Namun, Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu belum menggelar sidang kabinet untuk mengambil keputusan final terkait gencatan senjata tersebut.
Netanyahu berdalih bahwa Hamas belum memenuhi seluruh syarat yang ditetapkan Israel.
Di sisi lain, Hamas menyatakan telah sepakat dengan poin-poin yang diajukan.
BACA JUGA:Update! 7 Fakta Baru Menarik Gencatan Senjata Israel-Hamas, Mimpi Perdamaian atau Sekadar Janji?
Penolakan dari beberapa anggota kabinet, termasuk Menteri Keamanan Nasional sayap kanan Itamar Ben-Gvir, memperburuk situasi.
Ben-Gvir bahkan mengancam akan keluar dari pemerintahan jika gencatan senjata disetujui.
Serangan terbaru Israel terjadi di tengah upaya diplomatik untuk meredakan ketegangan.
Pejabat kesehatan Gaza melaporkan bahwa korban serangan mencakup perempuan dan anak-anak.
BACA JUGA:Gencatan Senjata Israel-Gaza Akan Dilakuakn Dalam Beberapa Fase, Begini Menurut Petinggi Hamas