Netizen Soroti Permasalahan Carok Madura VS Etnis Papua: Fungi Penegak Hukum di Indonesia Apa?

Minggu 09 Feb 2025 - 17:23 WIB
Reporter : Yudha IP
Editor : Yudha IP

BACA JUGA:Kebakaran Hebat di Kantor Kementerian ATR/BPN: Nusron Wahid Angkat Bicara Soal Dokumen Penting yang Terbakar

Sejak saat itu, aksi carok semakin dikenal luas di Madura dan dianggap sebagai jalan terakhir dalam menyelesaikan konflik yang berkaitan dengan harga diri.

Meski telah menjadi bagian dari sejarah, carok tetap menjadi topik yang kontroversial.

Banyak pihak yang berpendapat bahwa budaya ini seharusnya dikikis karena lebih banyak membawa dampak negatif dibandingkan manfaatnya.

Namun, di sisi lain, sebagian masyarakat Madura masih menjunjung tinggi nilai-nilai kehormatan yang terkandung dalam tradisi ini.

BACA JUGA:Heboh, Benarkah Warung Madura di Larang Buka 24 Jam, Ini Kata Kemenkop UKM...

BACA JUGA:Apa Arti Warung Madura, Kenapa di Beri Nama Seperti Itu? Berikut Penjelasannya...

Hingga kini, sejarah carok terus menjadi bagian dari cerita rakyat yang berkembang di Madura.

Kisah Sakera tetap dikenang sebagai simbol keberanian, perlawanan terhadap ketidakadilan, dan perjuangan untuk mempertahankan harga diri.

Berikut selengkapnya tentang maraknya aksi premanisme yang diduga dilakukan oleh kelompok etnis Papua terhadap warga Madura yang membuka warung kelontong.

Ketegangan terjadi di Yogyakarta setelah maraknya aksi premanisme yang diduga dilakukan oleh kelompok etnis Papua terhadap warga Madura yang membuka warung kelontong.

BACA JUGA:Sesama Pendatang di Jogja, Kenapa Suku Madura dan Papua Sering Clash? Ini Penyebabnya

BACA JUGA:Meski Besok Kiamat, Warung Madura Tetap Akan Buka, Tutup Jika Diminta Tuhan...

Insiden seperti mengambil barang tanpa membayar, pemukulan, hingga perusakan tempat usaha membuat geram Forum Keluarga Madura Yogyakarta (FKMY).  

Tak tinggal diam, FKMY melayangkan surat terbuka kepada tokoh masyarakat Papua di Yogyakarta, Hendardo Novriansiroen, pada 7 Februari 2025.

Dalam surat yang kini viral di media sosial, Ketua FKMY RB Jugil Adiningrat dan Sekretaris M. Fahri Hasyim menuntut jaminan agar aksi premanisme tersebut tidak terulang lagi.  

Kategori :