BACA JUGA:Dedi Mulyadi Beri Bantuan Warga Terdampak Proyek Pelebaran Sungai Bekasi!
DLHK Karawang telah melakukan inspeksi lapangan dan melayangkan surat teguran kepada pihak perusahaan.
Namun, untuk sanksi lebih lanjut, kewenangan berada di tangan DLH Provinsi Jawa Barat.
Isu Lingkungan yang Terulang
Fenomena ini bukan kali pertama terjadi. Warga menyebut bahwa Sungai Citarum kerap berubah warna, mulai dari merah, hitam, hingga biru, tergantung musim dan aktivitas industri di sekitarnya.
BACA JUGA:Bocah yang Terpantau CCTV Berjalan di Jembatan Ditemukan Mengapung Dialiran Sungai Komering
BACA JUGA:Terpantau CCTV Berjalan ke Arah Jembatan, Bocah 10 Tahun Diduga Hanyut di Sungai Komering
Sungai yang pernah dinobatkan sebagai salah satu yang terkotor di dunia ini memang menjadi sorotan dalam berbagai program pemulihan lingkungan, termasuk program “Citarum Harum”.
Namun, kejadian terbaru ini menunjukkan bahwa pengawasan terhadap pembuangan limbah industri masih menjadi tantangan besar.
Meskipun ada regulasi dan prosedur, implementasi di lapangan sering kali tidak berjalan optimal.
Tindakan Pemerintah
BACA JUGA:Mayat Laki-laki Mengapung di Sungai Rawas Desa Batu Kucing, Pakaian Lengkap, Hp di Saku
BACA JUGA:Pondasi Tergerus Sungai dan Dihantam Sampah, Jembatan Pangkul Tak Bisa Dilintasi Kendaraan
DLH Karawang telah melayangkan surat teguran kepada pihak perusahaan dan melaporkan kejadian ini ke DLH Provinsi Jawa Barat untuk penanganan lebih lanjut.
Pemerintah daerah menegaskan bahwa pengawasan akan diperketat agar kejadian serupa tidak terulang.
Perubahan warna Sungai Citarum menjadi biru bukan sekadar fenomena visual yang menarik perhatian, tetapi juga menjadi alarm keras bagi pengelolaan lingkungan di Indonesia.
Diperlukan tindakan tegas, transparansi, dan kolaborasi antara pemerintah, industri, dan masyarakat untuk memastikan kejadian serupa tidak terulang.
BACA JUGA:Hari ke 3 Pencarian, Jasad Bocah yang Terseret Arus Sungai Lematang Ditemukan