Menurutnya, ruang perawatan berada di lantai dua dan cukup jauh dari lobi.
“Suara dari lantai satu tidak sampai ke atas, karena cukup jauh dan melewati beberapa area,” jelasnya.
Menanggapi polemik yang semakin memanas, pihak RSUD Daya mengaku akan mengevaluasi perayaan serupa di masa depan.
“Dengan kejadian kemarin itu jadi bahan evaluasi untuk nanti di tahun berikutnya kita akan mencari alternatif tempat, misalnya kalaupun lomba itu tetap diadakan,” kata Wisnu dikutip dari detiksulsel.
Ia menegaskan, selama beberapa tahun terakhir lomba selalu digelar di lobi rumah sakit tanpa ada masalah.
Baru tahun ini muncul sorotan tajam publik.
BACA JUGA:Viral Video Keluarga Pasien Ngamuk ke Dokter RSUD Sekayu hingga Paksa Lepas Masker saat Pemeriksaan
BACA JUGA:Insiden RSUD Sekayu, Ini Tampang Keluarga Pasien Arogan Paksa Dokter Buka Masker
“Beberapa tahun terakhir kan tidak ada kendala, tidak ada keluhan dari pengunjung, makanya tetap dilaksanakan di situ,” imbuhnya.
Pasien Meninggal Jadi Isu Sensitif
Kontroversi semakin panas setelah beredar narasi seorang pasien meninggal di ICU bersamaan dengan berlangsungnya lomba.
Potongan percakapan WhatsApp yang beredar makin memperkeruh suasana, seolah-olah lomba menjadi penyebab kematian pasien.
Dikutip dari kumparanNEWS, Wisnu membantah tegas tudingan itu. “Tidak ada kaitannya, pasien ini sudah dirawat kurang lebih 13 hari di ICU. Letaknya pun di lantai 2 gedung sebelah”.
Ia juga memastikan keluarga inti pasien tidak mempermasalahkan kegiatan lomba tersebut.
Bahkan pihak rumah sakit memfasilitasi ambulans untuk mengantar jenazah ke rumah duka.
BACA JUGA:KPK Segel Kemenkes, Tangkap 5 Tersangka Suap Proyek RSUD Kolaka Timur!