Ia sempat menangis namun tetap menunjukkan senyum dan mengacungkan dua jempol saat difoto bersama para tersangka lainnya.
Momen tersebut menjadi simbol kontras antara jabatan tinggi yang pernah diemban dan status hukum yang kini disandang.
KPK menyita sejumlah barang bukti dalam OTT tersebut, termasuk 15 unit mobil dan 7 sepeda motor.
Di antara kendaraan yang disita terdapat motor mewah Ducati dan mobil sport Nissan GT-R, yang tidak tercantum dalam Laporan Harta Kekayaan Penyelenggara Negara (LHKPN) milik Noel.
Selain itu, penyidik juga menyegel salah satu ruangan di kantor Kemenaker sebagai bagian dari proses penyidikan.
Modus Pemerasan dan Kerugian Negara
BACA JUGA:Eks KPK Sebut Pemerasan Sertifikasi K3 Wamenaker, Bisa Sebabkan Bahaya untuk Nyawa Pekerja!
KPK mengungkap bahwa praktik pemerasan dilakukan dengan menaikkan biaya sertifikasi K3 secara tidak wajar.
Biaya yang seharusnya hanya Rp275 ribu melonjak drastis menjadi Rp6 juta.
Permohonan sertifikasi diperlambat, dipersulit, atau bahkan tidak diproses jika pemohon tidak membayar lebih.
Dari praktik ini, terkumpul dana sebesar Rp81 miliar yang diduga mengalir ke sejumlah pihak, termasuk Noel.
Immanuel Ebenezer disebut menerima aliran dana sebesar Rp3 miliar dan hadiah berupa kendaraan mewah.
Peran Noel dalam skema ini dinilai signifikan, karena ia diduga mengetahui, membiarkan, bahkan meminta bagian dari hasil pemerasan yang dilakukan oleh bawahannya.
Permintaan Amnesti dan Respons Publik
BACA JUGA:Kasus Pemerasan ke Perusahaan, KPK OTT Wamenaker Immanuel Ebenezer!
Dari atas mobil tahanan, Noel menyampaikan harapannya agar mendapat amnesti dari Presiden Prabowo Subianto.