Sosok Salsa Erwina Tantang Ahmad Sahroni Debat Terbuka Soal Tunjangan DPR, Ini Profilnya

Kamis 28 Aug 2025 - 14:42 WIB
Reporter : Melly
Editor : Melly

- Juara debat se-Asia Pasifik di Nanyang Technological University, Singapura (2014)

BACA JUGA:Daftar Pemenang Terbukti Paling NYAM! 2025, Bukti Apresiasi Tokopedia dan TikTok Shop pada Pelaku UMKM

BACA JUGA:Update! Polisi Ungkap Jaringan Empat Aktor Intelektual di Balik Penculikan dan Pembunuhan Ilham

- Mewakili Indonesia di World Debating Championship di Berlin (2012), hingga babak perempat final

Selain aktif di media sosial, Salsa juga mengelola podcast edukatif “Jadi Dewasa 101” (JDW 101) yang membahas isu pengembangan diri, manajemen keuangan, dan dinamika sosial-politik.

Gaya komunikasinya yang lugas dan berbasis data membuatnya disukai oleh generasi muda yang ingin lebih kritis terhadap isu publik.

Tantangan Salsa Erwina mendapat dukungan luas dari warganet yang menilai keberaniannya sebagai bentuk kontrol sosial terhadap pejabat publik.

BACA JUGA:Sempat Mangkir, Bupati Pati Sudewo Penuhi Panggilan KPK Sebagai Saksi di Kasus Korupsi Proyek Jalur KA

BACA JUGA:Heboh, Penggeledahan Rumah Immanuel Ebenezer, 4 Hape Ditemukan KPK di Plafon, Sengaja Disembunyikan?

Sebelumnya, Wakil Ketua Komisi III DPR RI, Ahmad Sahroni, kembali menjadi sorotan publik setelah menyebut seruan pembubaran DPR sebagai tindakan “tolol sedunia”. 

Pernyataan tersebut memicu gelombang kritik dari berbagai kalangan, termasuk diaspora Indonesia di luar negeri. 

Salah satu respons paling mencolok datang dari Salsa Erwina Hutagalung, aktivis muda yang tinggal di Denmark dan dikenal sebagai juara debat Asia Pasifik serta finalis World Universities Debating Championship (WUDC) Berlin 2012.

Tantangan Debat dari Aktivis Diaspora

BACA JUGA:Sahroni Sebut Pendemo yang Tuntut DPR Bubar Orang Tolol Sedunia, Eks Kapolri Ungkap Kekecewaan: Tak Pantas!

BACA JUGA:Sahroni Tanggapi Seruan Bubarkan DPR di Medsos: Itu Mental Orang Tolol Sedunia!

Melalui akun media sosialnya @salsaer, Salsa secara terbuka menantang Sahroni untuk berdebat secara profesional mengenai kontribusi DPR terhadap kesejahteraan rakyat. 

Ia mempertanyakan relevansi tunjangan besar yang diterima anggota DPR di tengah kondisi ekonomi masyarakat yang semakin tertekan.

Kategori :