Viral Momen PHK Massal Karyawan PT Gudang Garam, Netizen: Sekelas GG Aja Babak Belur!

Sabtu 06 Sep 2025 - 11:30 WIB
Reporter : Rida Satriani
Editor : Rida Satriani

Industri rokok selama ini dianggap cukup stabil dibandingkan sektor lain, mengingat konsumennya yang besar dan loyal.

Namun, sejumlah faktor seperti kenaikan cukai rokok, pergeseran tren konsumsi, serta tantangan ekonomi global diyakini turut memengaruhi kondisi keuangan perusahaan.

Hingga kini, belum ada pernyataan resmi dari manajemen PT Gudang Garam terkait jumlah pasti karyawan yang terdampak maupun alasan detail dari langkah efisiensi tersebut.

Namun, isu PHK ini telah ramai diperbincangkan di media sosial dan menjadi topik hangat di berbagai platform digital.

Dampak Sosial dan Ekonomi yang Mengkhawatirkan

BACA JUGA:1.575 Buruh Korban PHK Diberangkatkan ke 4 Pabrik Baru oleh Kapolri dan KSPSI: Bukti Nyata Kepedulian Negara!

BACA JUGA:Tarif Impor Turun, Risiko Inflasi dan PHK Meningkat: Evaluasi Kesepakatan Perdagangan Indonesia-AS

PHK massal bukan hanya berdampak pada individu pekerja, tetapi juga keluarga mereka.

Seperti yang disampaikan dalam unggahan Threads tersebut, kehilangan pekerjaan berarti kehilangan sumber penghidupan bagi anak, pasangan, dan orang tua yang bergantung pada penghasilan mereka.

Di daerah seperti Kediri dan sekitarnya, keberadaan pabrik rokok besar seperti Gudang Garam, Sampoerna, dan Djarum menjadi penopang ekonomi lokal.

Jika PHK terjadi secara signifikan, hal ini berpotensi menurunkan daya beli masyarakat, mengurangi pendapatan UMKM sekitar, dan memperlambat roda perekonomian daerah.

Unggahan @yusufmuhammad disambut berbagai komentar dari warganet.

Banyak yang menyampaikan empati, namun tak sedikit pula yang melontarkan kritik tajam terhadap kebijakan pemerintah dan kondisi ekonomi nasional.

BACA JUGA:Mengapa Banyak Perusahaan Melakukan PHK? Simak Faktanya!

BACA JUGA:PHK Massal di P&G, 7.000 Karyawan Terdampak, Ini Biang Keroknya?

"Sekelas gudang garam sampek phk berarti udah terlalu parah."

"Dampak pajak cukai naik terus dan rokok ilegal dibiarkan merajalela."

Kategori :