BACA JUGA:Puluhan Musisi Boikot Pestapora 2025! Kiki Ucup Akhirnya Hentikan Sponsor PT Freeport
Tangisan pun pecah di antara pelukan dan jabat tangan, menandai berakhirnya sebuah babak panjang dalam hidup mereka.
Pemutusan hubungan kerja (PHK) massal ini menjadi sorotan publik, terutama karena menyangkut ribuan buruh yang telah lama menggantungkan hidupnya pada perusahaan tersebut.
Said Iqbal, Presiden Partai Buruh sekaligus tokoh penting dalam Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia (KSPI), turut angkat bicara.
Dikutip bacakoran.co dari Disway, Sabtu (6/9), ia menyampaikan bahwa pihaknya baru saja menerima informasi mengenai PHK besar-besaran yang terjadi di PT Gudang Garam.
BACA JUGA:Viral, Petisi Tolak Pemecatan Kompol Cosmas Bikin Heboh, Ratusan Ribu Orang Sudah Tanda Tangan!
BACA JUGA:Arif Budimanta Wafat di Usia 57 Tahun, Mantan Staf Khusus Presiden Jokowi dan Ekonom Terkemuka
Menurut Iqbal, jika kabar tersebut benar adanya, maka hal ini menjadi bukti nyata bahwa daya beli masyarakat Indonesia masih berada pada titik yang mengkhawatirkan.
Penurunan konsumsi rokok, yang selama ini menjadi salah satu indikator ekonomi informal, menunjukkan bahwa masyarakat semakin kesulitan memenuhi kebutuhan sekunder.
Namun, Iqbal tidak hanya menyoroti faktor daya beli. Ia juga menyinggung persoalan pasokan tembakau yang semakin terbatas, serta kurangnya inovasi dari PT Gudang Garam dalam mengikuti tren pasar rokok yang terus berubah.
Di tengah persaingan industri yang semakin ketat, perusahaan dituntut untuk beradaptasi dengan cepat, baik dari segi produk maupun strategi pemasaran.
BACA JUGA:Duel Pelajar di Taman Corat-Coret Bogor Berujung Pembacokan, 4 Pelaku Ditangkap Polisi
Sayangnya, menurut Iqbal, Gudang Garam gagal melakukan hal tersebut, sehingga produk mereka mulai kehilangan daya saing di pasaran.
Selain itu, kebijakan pemerintah terkait cukai rokok yang terus meningkat juga disebut sebagai salah satu pemicu utama terjadinya PHK.
Beban pajak yang semakin tinggi membuat perusahaan harus melakukan efisiensi, dan sayangnya, efisiensi itu sering kali berdampak langsung pada tenaga kerja.