MBG Bukan Sekadar Memberi Makan Gratis Tapi Hidupkan Perputaran Ekonomi di Daerah

Selasa 30 Sep 2025 - 13:02 WIB
Reporter : Doni Bae
Editor : Doni Bae

BACA JUGA:Strategi Pemerintah Atasi Keracunan Massal MBG, Wajib Sertifikat Higiene hingga Kerahkan Ahli Gizi

"Mungkin ada beberapa paket makan yang basi atau ada ulat, padahal tidak semuanya. Nah karena terekspose di media sosial sehingga viral. Namun bagaimanapu juga, kami SPPG selalu berupaya menyakikan yang terbaik,"ucapnya.

Disisi lain, pria yang mengaku pernah terbesit pertayaan mengapa pemerintah mau repot-repot menyiapkan MBG dan bukan memberi bantuan uang langsung kepada orang tua siswa, mengaku setelah 8 bulan berjalan, MBG ini membawa kepuasan bathin tersendiri.

"Bayangkan, satu dapur SPPG ini menampung 47 karyawan yang tidak melihat ijazah atau kemahiran, ada ibu-ibu  kurang mampu juga, sekarang mereka mendapat penghasilan,"jelasnya.

"Dengan 20 hari kerja, mereka bisa mengantongi upah Rp 1,5 hingga Rp 2,2 juta dan mendapat jaminan kesehatan. Bahkan karena kerjanya diatur waktu, mereka juga masih bisa mengerjakan pekerjaan lain di luar,"ulas Budi seraya menambahkan jika di kota Prabumulih saat ini sudah ada 5 SPPG.

BACA JUGA:Geger! 8 Tips Kenali Ayam Goreng Basi di Jatah MBG Biar Anak Gak Keracunan Lagi!

BACA JUGA:Penyebab Keracunan MBG di Bandung Barat Terungkap: Bakteri dari Makanan Karbohidrat

"Dulu awal-awal, yang bekerja di tempat kami itu datang di antar atau naik ojek, sekarang rata-sata sudah bawa kendaraan sendiri,"ucapnya.

Menurut Budi Sikumbang, program MBG ini telah menggerakkan ekonomi lokal dan memperlancarkan perputaran uang di daerah.  Bahkan menurutnya jika sudah berjalan 100 %, masyarakat atau pemasok bahan baku harus siap dan dapat menciptakan lapangan kerja yang lebih besar lagi.

"Saya katakan kepada pemasok buah seperti jeruk, semangka, kalau SPPG di daerah asal buah itu sudah berjalan 100 %, maka pemasok buah lokal harus siap-siap menanam sendiri,"katanya.

Untuk mendukung program pemerintah itu, Budi Sikumbang juga menolak pasokan bahan baku yang di monopoli oleh pengusaha tertentu. 

"Jujur saja, saya pernah didatangi  pamasok ayam terbesar dari Lampung, mereka menjanjikan harga yang lebih murah dari harga lokal dan pengolahan yang lebih baik. Karena mereka  juga yang memasok bibit ayam ke peternak di Prabumulih. Ini sama saja mematikan pemasok ayam lokal,"jelas Budi.  

Kategori :