MBG Bukan Sekadar Memberi Makan Gratis Tapi Hidupkan Perputaran Ekonomi di Daerah

Selasa 30 Sep 2025 - 13:02 WIB
Reporter : Doni Bae
Editor : Doni Bae

BACA JUGA:Pertama Kali Dalam Sejarah! Harga Emas Dunia Akhirnya Tembus US$3.800 per Troy Ons

Budi menegaskan, standar kebersihan yang diterapkan akan terus dijaga demi mendukung keberhasilan program MBG sekaligus sejalan dengan program Asta Cita Presiden RI, Prabowo. “Kebersihan dan sterilisasi alat makan adalah hal penting dalam pelaksanaan MBG di SPPG Prabumulih Timur, dan ini akan terus menjadi perhatian utama,” katanya.

Dikatakan Budi Sikumbang, saat ini SPPG Prabumulih Timur setiap hari melayani 3.850 lebih  paket MBG, yang melayani sekolah Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD), SD, SMP, SMA dan Pondok Pesantren. "Setiap hari jumlahnya tidak sama, karena mungkin ada sekolah yang libur, siswa yang tidak masuk atau penyebab lainya, tapi rata-rata seperti itu,"jelas Budi Sikumbang.

Selain itu, SPPG Prabumulih Timur juga melayani perluasan Progam MBG yang berfokus pada kelompok ibu hamil, ibu menyusui dan balita non PAU (B3). "Untuk MBG B3, setiap hari kami melayani 50 paket,"jelasnya.   

Disinggung, bagaimana tanggapanya soal seringnya terjadi keracunan makanan MBG, pria berdarah minang ini awalnya menolak mengomentarinya, karena menurut dia, musibah itu bisa terjadi kepada dapur SPPG mana saja. 

BACA JUGA:Fakta Mengejutkan! Pendaftaran CPNS 2026 Disebut 400 Ribu Formasi, Begini Kata KemenPAN-RB

BACA JUGA:Tonggak Sejarah Tercipta! Rekor Baru Harga Emas Antam Tembus Rp 2,23 Juta

Terlebih menurut dia, dapur SPPG itu terdapat banyak pihak yang terlibat dalam penyiapan menu MBG, mulai dari Sarjanan Penggerak Pembangunan Indonesia (SPPI), ahli gizi dan pengelola SPPG sehingga dia tidak ingin terjadi saling tuding kesalahan.

Hanya saja Budi kemudian mau berbagi cerita tentang bagaimana pengelolaaan MBG di SPPG Prabumulih Timur.  Menurut Budi Sikumbang, dia menanamkan ke dalam dirinya dan semua yang terlibat di SPPG Prabumulih Timur, agar mempunyai niat yang tulus untuk menyiapkan MBG seperti memberi makan anak dan keluarga sendiri.

"Karena itu, kami selalu berdiskusi dalam penyusunan menu dan kami berupaya memilih bahan baku yang  terbaik,"jelas Budi seraya menambahkan jika bahan baku di dapat dari pemasok lokal.

Selain itu  menurut Budi, pihaknya berupaya menggunakan bahan baku  yang habis pakai."Misalnya untuk ayam, kami pesan yang di potong siang atau sore hari sehingga masih fresh ketika di olah. Kami tidak mau menyimpan di freezer,"tegas Budi.

BACA JUGA:Ramai Uninstal Aplikasi Zionis, Ini 11 Aplikasi Buatan Israel yang Populer di Indonesia: Jadi Alat Mata-Mata?

BACA JUGA:Usai Viral, Biro Pers Istana Kembalikan ID Wartawan CNN Indonesia yang Tanya MBG ke Prabowo

Budi mengaku mempunyai alasan tersendiri tidak menggunakan freezer, salah satunya karena tegangan listrik di wilayahnya yang tidak stabil. "Kita khawatir, alat yang kita harapkan membekukan bahan makanan, karena tegangan listrik tidak stabil, dapat berdampak tumbuhnya bakteri pada bahan makanan yang kita simpan tanpa kita sadari,"jelasnya.

Karena itu juga, Budi mengaku menghindari menggunakan beberapa jenis ikan dari laut."Kota Prabumulih ini jauh dari laut, kita tidak tahu berapa hari ikan laut itu sampai ke tempat kami, belum lagi ikan-ikan laut tertentu perlu ketelitian dalam mengolahnya,"tutur Budi.

Demikiain juga untuk makanan olahan seperti bakso, menurut Budi pihaknya meminta kepada pemasok bakso yang baru di buat sore hari atau masih panas dan langsung di olah.

Hanya saja menurut Budi Sikumbang, kesalahan bisa terjadi kapan tanpa disengaja. Kondisinya di perparah dengan penyebaran informasi di media sosial yang terkadang setengah-setengah, dan terkadang tidak ada penjelasan yang tidak bisa di cegah. 

BACA JUGA:Komnas HAM Ikut Turun Tangan! Ribuan Anak Keracunan MBG, Dugaan Pelanggaran HAM Menguat

Kategori :