Kondisi ini memicu keresahan masyarakat.
Program MBG yang digadang-gadang sebagai upaya pemerintah memperbaiki gizi anak sekolah justru memunculkan krisis kepercayaan.
Orang tua korban mendesak agar pemerintah tidak hanya meminta maaf, tetapi juga memperbaiki sistem distribusi dan pengawasan.
Di sisi lain, Kepolisian Republik Indonesia turut turun tangan.
Penyidik Bareskrim Polri sudah menyambangi sejumlah dapur Satuan Pemenuhan Pelayanan Gizi (SPPG) di daerah-daerah untuk meneliti keamanan pangan.
BACA JUGA:Puluhan Siswa SDN Ketapang Diduga Keracunan Akibat Menu Ikan Hiu Program MBG
BACA JUGA:Heboh! Murid Temukan Pecahan Kaca di Menu MBG SMAN 4 Batam, SPPG: Maaf
“Bagaimana proses keamanan, menjaga keamanan makanan yang akan disajikan. Mulai dari hulu sampai hilir,” ujar seorang penyidik, dikutip dari detikNews.
Meski kasus ini memunculkan kegaduhan nasional, Nanik menegaskan kembali komitmen BGN.
Ia meminta masyarakat memberi kesempatan agar pihaknya dapat memperbaiki kelemahan sistem yang ada.
Kini, perhatian publik tertuju pada langkah konkret pemerintah dalam memperbaiki program MBG.
Tangisan dan permintaan maaf Wakil Kepala BGN menjadi simbol krisis yang harus segera diatasi.
Masyarakat menanti pembuktian, bahwa janji tanggung jawab tidak berhenti pada kata-kata, melainkan diwujudkan melalui kebijakan yang lebih ketat, transparan, dan berorientasi pada keselamatan anak-anak Indonesia.