Fenomena ini kini terlihat nyata dalam kehidupan sehari-hari.
Maraknya konten sensual di media sosial, budaya pamer kekayaan dan kecantikan, serta dominasi standar kecantikan digital menjadi potret dari arus globalisasi nilai.
Banyak perempuan yang terjebak dalam tekanan sosial untuk tampil menarik, meskipun harus mengorbankan nilai spiritual dan moral.
Tren ini tidak hanya digemari, tetapi juga dikomodifikasi melalui industri fashion digital dan e-commerce.
Akibatnya, nilai-nilai kesantunan, kesederhanaan, dan kehormatan yang diajarkan dalam Islam semakin terpinggirkan.
Pentingnya Kembali ke Nilai Qurani
Di tengah tantangan ini, penting bagi perempuan Muslim untuk membangun kesadaran kolektif dan kembali pada nilai-nilai Qurani.
Etika berpakaian, menjaga aurat, dan perilaku sosial yang santun bukan hanya soal kepatuhan, tetapi juga bentuk perlindungan diri dan penghormatan terhadap martabat perempuan.
Dengan menjadikan Al-Qur’an dan hadis sebagai pedoman, perempuan dapat tetap relevan di era modern tanpa harus kehilangan jati diri spiritualnya.
Kesederhanaan, kehormatan, dan kesantunan adalah nilai-nilai abadi yang tak lekang oleh zaman.