Harapan besar untuk meningkatkan gizi masyarakat terutama anak sekolah dan kelompok rentan, justru berubah jadi masalah serius setelah ribuan orang mengalami keracunan massal.
Kepala Badan Gizi Nasional (BGN), Dadan Hindayana, akhirnya mengakui adanya kelemahan besar di lapangan.
Ia menyebut banyak dapur penyedia makanan atau Satuan Pelaksana Pemenuhan Gizi (SPPG) belum memiliki standar sanitasi air yang baik sehingga memicu kasus keracunan.
“Dari kejadian di berbagai tempat, tampak juga bahwa belum semua air di SPPG memiliki sanitasi yang baik,” ujar Dadan, dikutip dari Tempo.co.
BACA JUGA:Marak Keracunan, Orang Tua Murid Tolak Terima Program MBG, Kepala BGN Berikan Respon: Kita Hormati
Ia menambahkan, karena itu Presiden memerintahkan agar di seluruh SPPG disediakan alat sterilisasi.
Kasus yang terjadi dalam dua bulan terakhir menunjukkan bahwa dapur-dapur penyedia MBG memang belum siap sepenuhnya menjalankan standar kebersihan yang ketat.
Contohnya di Bandung, meski dapur SPPG dinilai tertata rapi, ternyata prosedur pencucian peralatan makan tidak dilakukan sesuai aturan.
“Alat makan seperti yang di Bandung, setelah kita cek SPPG-nya bagus sekali, ketika kita cek apakah mencucinya menggunakan air panas, ternyata belum disiapkan,” kata Dadan, dikuti dari IDN Times.
Padahal, menurut BGN, penggunaan air panas atau alat sterilisasi sangat penting untuk memastikan peralatan makan benar-benar higienis.
Sejumlah dapur memang sudah memiliki alat sterilisasi dengan pemanas gas yang mampu memanaskan perangkat makan hingga suhu 120 derajat Celsius dalam satu menit.
Namun alat itu belum digunakan secara maksimal.
BGN kini menekankan bahwa seluruh dapur MBG wajib menggunakan peralatan tersebut.