MC kemudian mengecek saldo rekening dan mendapati bahwa saldo awal sebesar Rp 1 miliar hanya tersisa Rp 12 juta.
Menyadari adanya kejanggalan, pihak SPPG melaporkan kejadian ini ke Badan Gizi Nasional (BGN) dan diarahkan untuk melapor pula ke Bareskrim Polri.
“Benar kejadiannya seperti itu. Jadi kami tidak bisa beroperasi karena dana yang ada terkuras oleh penipu. Jelas ini kelalaian dari Kepala SPPG,” kata pemilik SPPG Pangauban, Hendrik, saat dimintai konfirmasi, dikutip dari detikNews.
Menurut Hendrik, pegawai lain di SPPG Pangauban sebenarnya sudah memperingatkan MC agar tidak mudah percaya pada komunikasi melalui telepon atau pesan daring tanpa memastikan kebenarannya.
BACA JUGA:Tekan Resiko Keracunan Program MBG, BGN Latih 10.000 Petugas SPPG: untuk Memahami Prinsip Higienis!
BACA JUGA:SPPG Nakal Akan Ditindak Setelah Perpres MBG Dirilis, Hampir Semua Tak Jalankan Prosedur!
“Jadi kata akuntan, ahli gizi, dan pegawai lainnya itu sudah mengingatkan telepon itu jangan langsung dipercaya, khawatir penipuan. Tapi tidak didengarkan, akhirnya kejadian seperti ini,” ujarnya.
Peristiwa itu berawal saat MC menerima notifikasi dari sistem BNI Direct yang meminta penggantian kata sandi.
Karena khawatir dana dibekukan, MC menuruti instruksi dari seseorang yang mengaku sebagai petugas BNI tanpa melakukan verifikasi lebih lanjut.
Setelah nomor tersebut tidak bisa dihubungi, MC baru menyadari bahwa saldo di rekening telah berkurang drastis.
Kehilangan dana ini menyebabkan operasional dapur program MBG di SPPG Pangauban berhenti total.
BACA JUGA:Wali Kota Tegaskan 98 Dapur SPPG Diawasi Ketat, Upaya MBG Jangkau 150 Ribu Siswa Palembang
Ribuan porsi makanan yang biasanya disiapkan setiap hari tidak lagi bisa diproduksi karena tidak ada dana untuk membeli bahan baku.
“Jadi kami sudah melapor ke BGN dan meminta solusi baiknya bagaimana. Kami masih menunggu solusinya bagaimana, untuk dapur tidak ber karena tidak ada dana lagi,” kata Hendrik.
Pihak SPPG telah meminta arahan dari BGN mengenai langkah selanjutnya dan berharap agar kasus ini bisa segera ditangani agar program Makan Bergizi Gratis dapat berjalan kembali.