Beberapa saksi menyebut ada dua ledakan yang terjadi secara berurutan.
Di lokasi ditemukan benda menyerupai senjata api yang kemudian dipastikan sebagai senjata mainan.
BACA JUGA:Motor Curian Dirubah Bentuk Lalu Dijual Kepada Warga, Polisi Sita 6 Unit
Korban dirawat di beberapa rumah sakit seperti RS Islam Jakarta Cempaka Putih dan RS YARSI.
Pemerintah DKI Jakarta memastikan seluruh biaya pengobatan korban ledakan di SMAN 72 Jakarta akan ditanggung.
Pemerintah melalui Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah menyatakan segera melakukan rehabilitasi fasilitas sekolah terdampak.
Sementara Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) mendesak pendampingan psikologis menyeluruh untuk seluruh siswa, termasuk yang hanya menyaksikan dampak ledakan.
“Semua anak yang mendengar atau menyaksikan kejadian pasti membutuhkan pendampingan,” ujar Ketua KPAI.
BACA JUGA:Gagal Pulang ke Bumi! Astronaut China Terperangkap di Antariksa Gegara Puing Orbit
BACA JUGA:Ratu Tenny: Literasi Bukan Hanya Sekadar Membaca dan Menulis
Kenapa Motif Masih Kabur?
Penyelidikan motif ledakan di SMAN 72 Jakarta terhambat karena beberapa faktor:
Saksi banyak yang juga korban fisik dan trauma, sehingga belum dapat memberi keterangan secara penuh.
Temuan fakta seperti senjata mainan, bom rakitan dan dugaan korban bullying menjadikan skenario motif makin kompleks.
Penyidikan sedang berjalan dan pihak berwenang belum menetapkan insiden sebagai aksi terorisme.
“Belum ada kesimpulan (terorisme)”, kata Menko Polkam.