Dalam kesempatan yang sama, Direktur Utama IHC RS Pusat Pertamina, dr. Nenny Herawati, menjelaskan bahwa kanker payudara memiliki faktor risiko yang bersifat multifaktorial.
Artinya, tidak ada satu penyebab tunggal, melainkan kombinasi dari berbagai aspek yang dapat meningkatkan kemungkinan seseorang terkena penyakit ini.
Genetik dan Riwayat Keluarga
Salah satu faktor utama adalah genetik. Beberapa kasus kanker payudara memang disebabkan oleh riwayat keluarga.
Jika ada anggota keluarga yang pernah menderita kanker, maka risiko seseorang untuk mengalami hal serupa menjadi lebih tinggi.
Namun, Nenny menekankan bahwa hal ini bukan berarti semua orang dengan riwayat keluarga pasti akan terkena kanker.
Gaya Hidup dan Lingkungan
BACA JUGA:Waspada! 7 Makanan yang Disukai Sel Kanker dan Harus Segera Dibatasi
Selain faktor keturunan, gaya hidup juga memainkan peran besar.
Linda menyebutkan bahwa stres berlebihan, konsumsi makanan cepat saji, dan pola hidup yang tidak sehat dapat meningkatkan kadar hormon estrogen dalam tubuh, yang berhubungan erat dengan perkembangan kanker payudara.
Nenny menambahkan bahwa paparan bahan kimia, polusi udara, dan kebiasaan mengonsumsi junk food juga termasuk dalam daftar faktor risiko.
Meski seseorang memiliki predisposisi genetik, menjaga pola hidup sehat, rutin berolahraga, dan melakukan deteksi dini dapat secara signifikan menurunkan kemungkinan terkena kanker.
Pentingnya Deteksi Dini dan Edukasi
Dengan meningkatnya kasus kanker payudara pada usia muda, pendekatan preventif menjadi semakin penting.
Edukasi tentang pentingnya mengenali gejala awal, melakukan pemeriksaan mandiri, dan berkonsultasi ke tenaga medis harus mulai diberikan sejak usia remaja.
Orang tua juga memiliki peran besar dalam membangun kesadaran anak terhadap kesehatan tubuh mereka.
Kanker payudara bukan lagi penyakit yang hanya menyerang perempuan paruh baya.
Perubahan tren ini menuntut perhatian lebih dari semua pihak, agar generasi muda dapat terlindungi melalui informasi yang tepat, gaya hidup sehat, dan akses terhadap layanan kesehatan yang memadai.