Transparansi dilakukan secara terbuka, mulai dari bukti pembelian, dokumentasi distribusi, hingga laporan penyaluran bantuan.
Publik dapat memantau kapan saja tanpa harus menunggu konferensi pers resmi.
Langkah ini semakin memperkuat kepercayaan masyarakat terhadap gerakan solidaritas yang digalang Ferry.
Dalam waktu singkat, publik memberikan dukungan tanpa ragu, membuktikan bahwa aksi nyata lebih dipercaya daripada janji institusi.
Ironi dan Pelajaran
Fenomena ini menjadi ironi tersendiri.
Di saat negara memiliki struktur, anggaran, dan kekuatan penuh, justru rakyat biasa yang mengambil alih peran sebagai penolong tercepat.
Penggalangan dana Ferry membuktikan dua hal penting: pertama, masyarakat kini lebih percaya pada aksi nyata daripada janji institusi; kedua, negara kalah cepat, kalah responsif, bahkan kalah empati dibanding influencer di media sosial.
Meski demikian, Ferry memilih merespons dengan rendah hati.
Ia berterima kasih kepada semua donatur dan memastikan distribusi dilakukan seefektif mungkin.
Di balik itu, publik tetap bertanya-tanya: mengapa influencer bisa lebih sigap daripada pemerintah?