Tragis! Pasien Kritis di Sampang Dirujuk Naik Perahu Kayu, Akses Medis Masih Terbatas

Tragedi pasien kritis di Sampang yang dirujuk menggunakan perahu kayu karena ambulans laut tidak beroperasi. Bukti nyata keterbatasan akses medis di wilayah kepulauan.--Youtube-tvOneNews
Tidak ada petugas medis yang mendampingi, dan perjalanan menuju daratan memakan waktu yang cukup lama, memperbesar risiko keselamatan pasien.
Dampak Sosial dan Kesehatan
Kejadian ini bukan hanya soal satu pasien, tetapi mencerminkan ketimpangan layanan kesehatan yang masih terjadi di Indonesia, khususnya di daerah terpencil dan kepulauan.
Ketika akses ke rumah sakit bergantung pada cuaca dan kondisi laut, nyawa pasien menjadi taruhan.
Selain itu, minimnya fasilitas seperti Puskesmas dengan layanan rawat inap, tenaga medis yang tinggal di pulau, serta transportasi darurat, memperparah situasi.
BACA JUGA:Bantahan Iran yang Dituduh Sengaja Serang Rumah Sakit Israel dengan Rudal, Bilang Begini!
BACA JUGA:Rumah Sakit Terbesar Israel Dihantam Rudal Iran, Netanyahu Ngamuk: Harus Bayar Mahal
Warga setempat pun mengaku sering merasa cemas jika ada anggota keluarga yang sakit parah, karena proses rujukan sangat bergantung pada ketersediaan perahu dan biaya operasional.
Seruan untuk Perubahan
Peristiwa ini memicu gelombang empati dan kritik dari netizen.
Banyak yang menyerukan agar pemerintah daerah dan pusat segera mengambil langkah konkret, seperti menyediakan ambulans laut, membangun dermaga khusus evakuasi medis, dan menempatkan tenaga kesehatan tetap di pulau-pulau terpencil.
BACA JUGA:Balikpapan Lumpuh Dikepung Banjir: Pertokoan dan Rumah Sakit Tergenang Air
BACA JUGA:Sakit, Satu Jemaah Kloter 18 Asal Lahat Pulang Lebih Awal Gabung Kloter 5
Langkah-langkah ini tidak hanya akan menyelamatkan nyawa, tetapi juga meningkatkan kepercayaan masyarakat terhadap sistem kesehatan nasional.
Pemerataan akses kesehatan adalah bagian dari hak dasar warga negara, dan tidak boleh terhambat oleh geografis.