bacakoran.co

Daftar Lengkap Tunjangan DPR yang Dipangkas: Tunjangan Listrik, Komunikasi Intensif, hingga Transportasi

Wakil Ketua DPR Sufmi Dasco umumkan daftar tunjangan DPR yang dipangkas pasca aksi demo besar-besaran mulai dari tunjangan listrik, komunikasi intensif hingga transportasi. Foto ilustrasi sidang DPR RI.--KemenPAN-RB

BACAKORAN.CO - Setelah dihantam demo besar-besaran soal gaya hidup mewah para wakil rakyat, DPR RI memutuskan memangkas sejumlah tunjangan dan fasilitas yang selama ini mereka nikmati.

Dalam konferensi pers di Kompleks Parlemen, Jakarta, Jumat (5/9/2025), Wakil Ketua DPR Sufmi Dasco Ahmad menegaskan pemangkasan mencakup tunjangan listrik dan telepon, biaya komunikasi intensif, hingga tunjangan transportasi.

“Keputusan ini hasil rapat pimpinan DPR bersama fraksi-fraksi. Bahkan tunjangan perumahan juga sudah dihentikan sejak 31 Agustus lalu,” ujar Dasco.

Tak hanya itu, DPR juga menutup keran kunjungan ke luar negeri kecuali untuk agenda resmi kenegaraan.

BACA JUGA:Profil Anutin Charnvirakul, PM Baru Thailand Pengganti Paetongtarn Shinawatra

BACA JUGA:TNI Bantah Isu Viral yang Dianggap Mencoreng! Mayor BAIS Bukan Provokator, Cuma Jalankan Tugas Keamanan

Rakyat Geram, DPR Tersudut

Langkah drastis ini muncul setelah gelombang kekecewaan publik meledak beberapa pekan terakhir.

Bagaimana tidak, satu anggota DPR disebut bisa mengantongi lebih dari Rp100 juta per bulan.

Angka ini bikin banyak rakyat geleng-geleng kepala, terutama di tengah himpitan ekonomi.

BACA JUGA:Kepala Daerah Dilarang Tinggalkan Wilayah dan Pelesiran ke Luar Negeri, Diminta Mendagri Lakukan Ini!

BACA JUGA:Rem Blong! Truk Tangki Pertamina Hantam 12 Kendaraan di Bogor, Puluhan Orang Luka-luka

Sorotan tajam itulah yang memaksa DPR akhirnya melakukan pemangkasan tunjangan.

Gaji vs Tunjangan DPR

Meski gaji pokok anggota DPR terbilang “kecil”--hanya sekitar Rp4,2 juta per bulan sesuai PP No. 75 Tahun 2000 -- faktanya tunjangan mereka lah yang bikin rekening gendut.

Berikut beberapa di antaranya (sebelum dipangkas):

Daftar Lengkap Tunjangan DPR yang Dipangkas: Tunjangan Listrik, Komunikasi Intensif, hingga Transportasi

Ramadhan Evrin

Ramadhan Evrin


bacakoran.co - setelah dihantam soal gaya hidup mewah para wakil rakyat, memutuskan memangkas sejumlah tunjangan dan fasilitas yang selama ini mereka nikmati.

dalam konferensi pers di kompleks parlemen, jakarta, jumat (5/9/2025), wakil ketua dpr sufmi dasco ahmad menegaskan pemangkasan mencakup tunjangan listrik dan telepon, biaya komunikasi intensif, hingga tunjangan transportasi.

“keputusan ini hasil rapat pimpinan dpr bersama fraksi-fraksi. bahkan tunjangan perumahan juga sudah dihentikan sejak 31 agustus lalu,” ujar dasco.

tak hanya itu, dpr juga menutup keran kunjungan ke luar negeri kecuali untuk agenda resmi kenegaraan.

rakyat geram, dpr tersudut

langkah drastis ini muncul setelah gelombang kekecewaan publik meledak beberapa pekan terakhir.

bagaimana tidak, satu anggota dpr disebut bisa mengantongi lebih dari rp100 juta per bulan.

angka ini bikin banyak rakyat geleng-geleng kepala, terutama di tengah himpitan ekonomi.

sorotan tajam itulah yang memaksa dpr akhirnya melakukan pemangkasan tunjangan.

gaji vs tunjangan dpr

meski gaji pokok anggota dpr terbilang “kecil”--hanya sekitar rp4,2 juta per bulan sesuai pp no. 75 tahun 2000 -- faktanya tunjangan mereka lah yang bikin rekening gendut.

berikut beberapa di antaranya (sebelum dipangkas):

tunjangan komunikasi intensif: rp15–16 juta/bulan

tunjangan kehormatan: rp5–6 juta/bulan

tunjangan fungsi pengawasan dan anggaran: rp3,7–5,2 juta/bulan

tunjangan jabatan: rp9,7 juta/bulan

bantuan listrik dan telepon: rp7,7 juta/bulan

tunjangan rumah: rp50 juta/bulan (sudah dihentikan sejak 31 agustus)

belum lagi tunjangan keluarga, beras, pph, hingga uang sidang. jika ditotal, nilainya bisa melampaui gaji ceo perusahaan besar.

akankah cukup meredam amarah publik?

pemangkasan ini tentu jadi langkah penting, tapi banyak pihak menilai dpr masih harus melangkah lebih jauh.

pasalnya, masih ada sederet fasilitas lain yang dianggap terlalu mewah untuk jabatan publik yang sejatinya bekerja untuk rakyat.

kini, sorotan masyarakat tertuju pada konsistensi dpr.

apakah pemangkasan ini hanya “gimmick politik” atau benar-benar wujud komitmen untuk hidup sederhana?

Tag
Share