bacakoran.co

Viral Video Puluhan WNI Kabur dari Kompleks Scam di Kamboja, Kemenlu RI Pulangkan Korban

Puluhan WNI kabur dari kompleks scam di Bavet, Kamboja./Kolase Bacakoran.co--Instagram @lambe_turah

BACA JUGA:Khawatir Kengerian IDF, WNI yang Ikut Global Sumud Flotila, Kemlu Ungkap Kondisinya dalam Keadaan Baik!

BACA JUGA:Razia Imigrasi di Pabrik Hyundai-LG Bikin Hubungan AS-Korsel Memanas, 475 Pekerja Ditahan, 1 WNI!

Sejak pandemi COVID-19, organisasi kemanusiaan mencatat lonjakan eksploitasi digital di Asia Tenggara, dengan Kamboja, Laos, dan Myanmar menjadi titik panas operasi scam internasional.

Ketua DPR RI, Puan Maharani, turut menyampaikan keprihatinan atas insiden ini. 

Ia mendesak pemerintah untuk memperkuat sistem perlindungan pekerja migran, mulai dari pra-keberangkatan hingga pengawasan di lapangan. 

“Kasus ini menjadi peringatan serius bahwa sempitnya kesempatan kerja aman di dalam negeri sering kali memaksa warga mengambil risiko tinggi bekerja ke luar negeri,” ujarnya.

Kemenlu RI menegaskan komitmennya untuk bekerja sama dengan otoritas Kamboja dalam membongkar jaringan perekrut dan pelaku eksploitasi tenaga kerja ilegal. 

Pemerintah juga mengimbau masyarakat agar lebih waspada terhadap tawaran kerja ke luar negeri yang tidak memiliki izin resmi atau sumber yang jelas. 

BACA JUGA:Makin Canggih ini Modus Scamming WhatsApp yang Tipu Rahmat Shah Rp 254 Juta, Ketahui Inilah Cara Mencegahnya

BACA JUGA:Ini Tampang Pelaku Love Scamming yang Tipu Staf Media Prabowo Subianto, Uang Puluhan Juta Raib

Edukasi dan deteksi dini terhadap modus-modus perekrutan ilegal dinilai sangat penting untuk mencegah kasus serupa terulang kembali.

Di sisi lain, insiden ini juga mengungkap lemahnya pengawasan terhadap agen perekrutan tenaga kerja Indonesia. 

Banyak agen tidak resmi masih beroperasi tanpa izin, sementara penegakan hukum di dalam negeri belum cukup tegas untuk menindak para pelaku. 

Pemerintah berjanji akan memberikan rehabilitasi dan pemulihan psikologis bagi seluruh korban yang telah dipulangkan ke Indonesia.

Kasus Bavet menjadi pengingat bahwa ancaman kejahatan digital tidak hanya terjadi di dunia maya, tetapi juga berdampak nyata pada kehidupan manusia. 

Viral Video Puluhan WNI Kabur dari Kompleks Scam di Kamboja, Kemenlu RI Pulangkan Korban

Rida Satriani

Rida Satriani


bacakoran.co - kerusuhan besar mengguncang kota , kamboja, setelah puluhan warga negara indonesia () nekat melarikan diri dari sebuah kompleks yang diduga menjadi pusat operasi penipuan atau daring berskala internasional. 

aksi pelarian yang berlangsung dramatis itu memicu kejar-kejaran dengan petugas keamanan lokal dan langsung menyita perhatian publik, baik di kamboja maupun di indonesia.

dalam rekaman video amatir yang beredar luas di media sosial, tampak para wni berlarian keluar dari kompleks dengan wajah panik. 

beberapa dari mereka terjatuh, namun tetap berusaha bangkit dan melanjutkan pelarian. 

di tengah kekacauan itu, suara teriakan warga sekitar terdengar jelas, menambah suasana mencekam yang menyelimuti insiden tersebut.

menurut laporan resmi dari kementerian luar negeri republik indonesia, sebanyak 110 wni berhasil diamankan oleh otoritas kamboja dan kini tengah menjalani proses pemulangan ke tanah air. 

“semua korban dalam kondisi aman dan telah mendapat pendampingan dari kbri phnom penh,” ujar juru bicara kemenlu ri dalam pernyataan tertulis.

para korban disebut telah bekerja secara paksa di dalam kompleks tersebut selama berbulan-bulan. 

mereka mengalami perlakuan tidak manusiawi, jam kerja yang melelahkan, serta ancaman fisik dan psikologis dari pihak pengelola yang diduga merupakan bagian dari sindikat kejahatan lintas negara. 

beberapa korban bahkan mengaku mengalami penyiksaan dan trauma berat selama berada di lokasi.

kasus ini kembali menyoroti praktik perdagangan manusia yang berkedok tawaran kerja di luar negeri. 

banyak wni tergiur oleh janji gaji tinggi dan pekerjaan bergengsi, namun justru dijebak untuk bekerja di jaringan penipuan digital seperti investasi palsu, love scam, dan judi online. 

sejak pandemi covid-19, organisasi kemanusiaan mencatat lonjakan eksploitasi digital di asia tenggara, dengan kamboja, laos, dan myanmar menjadi titik panas operasi scam internasional.

ketua dpr ri, puan maharani, turut menyampaikan keprihatinan atas insiden ini. 

ia mendesak pemerintah untuk memperkuat sistem perlindungan pekerja migran, mulai dari pra-keberangkatan hingga pengawasan di lapangan. 

“kasus ini menjadi peringatan serius bahwa sempitnya kesempatan kerja aman di dalam negeri sering kali memaksa warga mengambil risiko tinggi bekerja ke luar negeri,” ujarnya.

kemenlu ri menegaskan komitmennya untuk bekerja sama dengan otoritas kamboja dalam membongkar jaringan perekrut dan pelaku eksploitasi tenaga kerja ilegal. 

pemerintah juga mengimbau masyarakat agar lebih waspada terhadap tawaran kerja ke luar negeri yang tidak memiliki izin resmi atau sumber yang jelas. 

edukasi dan deteksi dini terhadap modus-modus perekrutan ilegal dinilai sangat penting untuk mencegah kasus serupa terulang kembali.

di sisi lain, insiden ini juga mengungkap lemahnya pengawasan terhadap agen perekrutan tenaga kerja indonesia. 

banyak agen tidak resmi masih beroperasi tanpa izin, sementara penegakan hukum di dalam negeri belum cukup tegas untuk menindak para pelaku. 

pemerintah berjanji akan memberikan rehabilitasi dan pemulihan psikologis bagi seluruh korban yang telah dipulangkan ke indonesia.

kasus bavet menjadi pengingat bahwa ancaman kejahatan digital tidak hanya terjadi di dunia maya, tetapi juga berdampak nyata pada kehidupan manusia. 

di balik layar komputer, ada individu yang disekap, disiksa, dan berjuang untuk kembali ke tanah air. 

pemerintah dan masyarakat dituntut untuk lebih aktif dalam mencegah dan melawan bentuk eksploitasi modern yang semakin kompleks dan tersembunyi.

Tag
Share