Kasus ini makin nunjukkin kalau aturan KOVO kayak dua mata pisau: mau bantu tim tapi malah ngerugiin pemain.
Gaji kecil, masa depan nggak jelas, dan karier bisa tamat gara-gara aturannya sendiri.
BACA JUGA:Tolak Latih Timnas Brasil, Ancelotti Diam-Diam Sudah Kontak dengan Dua Raksasa Serie A ini
BACA JUGA: ASEAN All Stars v MU Ngak Laku dan Terancam Batal, Presiden FAM Senggol Timnas Indonesia
Sebelumnya, Megawati Hangestri akhirnya memutuskan buat balik ke Tanah Air dan tidak memperpanjang kontraknya bersama Red Sparks di liga voli korea.
Meski sempat beredar kabar bahwa keputusannya itu karena ingin merawat sang ibu, Mega secara tegas meluruskan hal tersebut.
Dalam acara bersama Bupati Jember, Muhammad Fawait, ia mengaku keputusannya adalah hak profesional.
BACA JUGA:Megawati Hangestri Cuma Main Sebulan di Proliga 2025, Tapi Gajinya Paling Mahal? Ini Faktanya!
“Sebenarnya memutuskan kontrak dengan Red Sparks secara profesional dan saya punya hak untuk memutus kontrak itu, saya ingin dekat dengan keluarga, terutama mama,” ujar Mega.
“Saya sedih banyak yang bilang mama saya sakit, padahal mama saya sehat-sehat saja,” ungkap Mega.
Mega juga mengaku sedih lantaran banyaknya pemberitaan yang menyebut kondisi sang ibu memburuk.
"Dua tahun saya jauh dari keluarga dan mungkin ini saatnya saya bersama keluarga. Memang sedih saya berpisah dengan Red Sparks, namun di setiap pertemuan pasti ada perpisahan," kata Megawati.
Namun, Mega juga gak bisa menyembunyikan rasa kecewanya.
Setelah pengumuman penghargaan Best 7 KOVO, mega mengunggah sebuah video di akun TikTok'nya yang terkesan menyindir situasi tersebut.
BACA JUGA:Megawati Belum Gabung, Petrokimia Rasakan Kekalahan di Final Four Proliga 2025
