BACA JUGA:Ko Hee-jin Bongkar Strategi Baru Red Sparks Usai Ditinggal Megawati dan Bukilic
Hanya dua pemain Red Sparks yang masuk daftar, dan Mega, meski tampil konsisten sepanjang musim, tak terpilih.
“Udah effort tapi gak dihargai, jadi jual mahal aja sekalipun datang ke rumah, hahaaa,” tulisnya.
Sindiran itu pun langsung ramai dibahas netizen dan media, bahkan disebut-sebut sebagai kode keras untuk KOVO.
Meski belum dikonfirmasi langsung, unggahan itu bikin publik makin penasaran: apakah Mega benar-benar merasa kurang dihargai selama bermain di Korea?
Dalam wawancara bersama tvOne, Mega akhirnya buka suara tentang soal yang selama ini jadi misteri: gaji.
BACA JUGA:Followers KOVO Turun Drastis Gegar Megawati Gagal Masuk Best 7, Netizen Protes Megatron Gak Dihargai
BACA JUGA:Megawati Hangestri Gagal Masuk Best 7 Liga Voli Korea 2024-2025, Tapi Red Sparks Tetap Punya Wakil
Ternyata, nominal yang ia dapat di Korea gak sebesar yang dibayangkan banyak orang.
“Kalau di Korea, gak (lebih tinggi), karena pemain Korea lebih besar gajinya bahkan berkali-kali lipat daripada aku,” ungkapnya.
Mega pun mengisyaratkan bahwa bermain di Indonesia bisa saja lebih menguntungkan dari segi finansial.
Padahal sebelumnya ia dirumorkan digaji Rp2,3 miliar per musim oleh Red Sparks.
Tapi dari pengakuan Mega, ketimpangan gaji antara pemain asing dan lokal di Liga Korea masih jadi isu yang perlu dibahas lebih lanjut.
Tak lama setelah kembali ke Indonesia, Megawati diam-diam resmi gabung dengan Gresik Petrokimia.