BACAKORAN.CO - Ketegangan di perbatasan Thailand dan Kamboja kembali memuncak.
Sejak Kamis, 24 Juli 2025, bentrokan bersenjata pecah di wilayah sengketa sekitar kuil Ta Muen Thom, yang terletak di perbatasan Provinsi Surin (Thailand) dan Oddar Meanchey (Kamboja).
Konflik ini telah menewaskan 14 orang, melukai puluhan lainnya, dan memaksa lebih dari 40.000 warga Thailand dari 86 desa untuk mengungsi ke tempat aman.
Konflik dipicu oleh insiden ranjau darat pada 23 Juli yang melukai lima tentara Thailand di Distrik Nam Yuen, Ubon Ratchathani.
BACA JUGA:Ricuh! Nelayan Pangandaran Tuntut Legalitas Penangkapan Baby Lobster
BACA JUGA:Negosiasi Gencatan Senjata di Gaza Buntu, AS-Israel Tarik Diri Lalu Tuding Hamas Biang Kegagalan!
Thailand menuduh Kamboja menanam ranjau baru, sementara Phnom Penh menyebutnya sebagai peninggalan perang saudara.
Ketegangan meningkat dengan penggunaan drone pengintai dan peluncur roket BM-21 oleh Kamboja.
Thailand merespons dengan mengerahkan enam jet tempur F-16, salah satunya melancarkan serangan udara yang menghancurkan dua pos militer Kamboja.
Militer Thailand melaporkan 13 warga sipil dan satu prajurit tewas, termasuk seorang anak berusia delapan tahun.
Sebanyak 32 warga sipil dan 14 tentara terluka, salah satu roket bahkan menghantam rumah sakit di Surin.
BACA JUGA:OTT 22 Kepala Desa di Lahat Diduga Ada Penegak Hukum yang Terlibat
Menteri Kesehatan Thailand, Somsak Thepsuthin, mengecam serangan tersebut sebagai pelanggaran Konvensi Jenewa.
Kamboja membantah tuduhan agresi dan menyatakan bahwa pasukannya hanya bertindak untuk bela diri.