BACAKORAN.CO - Kekejian Israel semakin menjadi-jadi, Kantor Hak Asasi Manusia (HAM) melaporkan 1.373 warga Gaza tewas.
Mereka terbunuh dalam menunggu bantuan kemanusiaan di berbagai wilayah jalur Gaza sejak akhir bulan Mei lalu.
Sebagian besar kematian ini karena oleh militer Israel, angka yang dilaporkan kantor HAM PBB itu, seperti dilansir AFP, Jumat (1/8/2025).
Sejak akhir Mei yang mengindikasikan momen ketika kelompok Yayasan Kemanusiaan Gaza (GHF) yang didukung Amerika Serikat (AS) dan Israel, memulai penyaluran bantuan kemanusiaan yang kontroversial di Jalur Gaza.
"Secara total, sejak 27 Mei, setidaknya 1.373 warga Palestina tewas saat mencari makanan; sekitar 859 orang di antaranya (tewas) di sekitar lokasi (pusat distribusi bantuan yang dikelola GHF) dan 514 orang lainnya (tewas) di sepanjang rute konvoi bantuan makanan," ungkap kantor badan PBB untuk wilayah Palestina, dilansir Bacakoran.co dari Detiknews, Sabtu (2/8/2025).
"Sebagian besar pembunuhan itu dilakukan oleh militer Israel," imbuh pernyataan kantor badan PBB untuk wilayah Palestina.
Diketahui ribuan warga Gaza berkumpul setiap harinya di dekat titik-titik distribusi bantuan di Jalur Gaza, termasuk empat titik yang dikelola oleh GHF.
Sebelumnya kebiadaban Israel untuk warga Gaza kembali dikecam, baru-baru ini zionis menghancurkan lebih dari 1000 truk bantuan kemanusiaan.
Truk ribuan paket bantuan itu berisi makanan dan obat-obatan sengaja mereka hancurkan ditengah krisis kelaparan warga Palestina.
Penghancuran ini dikonfirmasi sumber dari militer Israel kepada Kantor Penyiaran Israel (KAN).
Pihak Israel juga mengklaim paket dihancurkan karena telah melanggar mekanisme distribusi bantuan.
BACA JUGA:Negosiasi Gencatan Senjata di Gaza Buntu, AS-Israel Tarik Diri Lalu Tuding Hamas Biang Kegagalan!
"Ada ribuan paket yang masih tersisa, dan jika ini tidak diangkut ke Gaza, kami terpaksa hancurkan," ujar sumber dari militer Israel, dikutip dari Palestine Chronicle pada Sabtu (26/7/2025).
Tindakan keterlaluan ini memicu kecaman luas, terutama dari kalangan organisasi hingga aktivis kemanusiaan.