Israel mengklaim operasi militernya bertujuan menghancurkan Hamas, namun berbagai pihak internasional menilai dampaknya justru memicu krisis kemanusiaan.
BACA JUGA:Babak Baru Tragedi Prada Lucky: 4 Anggota TNI Jadi Tersangka dan 16 Masih dalam Penyelidikan!
Media Sydney Morning Herald (SMH) melaporkan bahwa Perdana Menteri Australia Anthony Albanese berencana mengumumkan pengakuan resmi Palestina dalam beberapa hari ke depan.
Langkah ini diambil sebagai upaya menjaga peluang solusi dua negara yang dinilai sebagai jalan terbaik untuk mengakhiri konflik di Timur Tengah.
"Solusi dua negara adalah harapan terbaik untuk memutus siklus kekerasan, mengakhiri penderitaan, dan membawa perdamaian permanen di Gaza," kata Albanese.
Australia juga menegaskan bahwa negara Palestina yang diakui nantinya tidak akan melibatkan Hamas dalam pemerintahan, sesuai jaminan dari Otoritas Palestina.
BACA JUGA:Bertambah, 20 Anggota TNI Jadi Tersangka dalam Kasus Kematian Prada Lucky, Motifnya Terungkap?
BACA JUGA:Nikita Mirzani Berharap pada KPK: Laporan Dugaan Suap Sebagai Upaya Mencari Keadilan!
Menteri Luar Negeri Selandia Baru, Winston Peters, menyatakan bahwa pengakuan Palestina hanya tinggal menunggu waktu.
Kabinet Perdana Menteri Christopher Luxon akan mengambil keputusan final pada September 2025, bersamaan dengan Sidang Umum PBB.
"Kami akan mempertimbangkan secara hati-hati, dengan tetap menjaga kebijakan luar negeri yang independen," ujar Peters.
Australia dan Selandia Baru bukan satu-satunya negara Barat yang mengambil langkah ini.
Sebelumnya, Prancis, Kanada, dan Inggris juga telah mengumumkan rencana serupa.
BACA JUGA:Terbukti Kelola Judi Sabung Ayam Peltu Yun Heri Lubis Divonis 3,5 Tahun Penjara dan Dipecat dari TNI
BACA JUGA:Bebas Abolisi, Tom Lembong Gaspol Sentil Hakim dan Bongkar Skandal Gula Ratusan Miliar