Israel Lumpuh, Warga Turun ke Jalan Demo Serukan Stop Perang yang Tewaskan 60ribu Warga Gaza

Senin 18 Aug 2025 - 18:33 WIB
Reporter : Yanti D.P
Editor : Yanti D.P

Israel telah lama ingin membangun permukiman Israel di Tepi Barat dianggap ilegal menurut hukum internasional.

Terlihat pengkritik dan komunitas internasional telah memperingatkan bahwa pembangunan rumah baru di lahan seluas sekitar 12 kilometer persegi.

Hal ini akan menghancurkan harapan terbentuknya negara Palestina yang berdampingan di masa depan, dengan Yerusalem Timur sebagai ibu kotanya.

BACA JUGA:Ribuan Warga Israel Demo di Tel Aviv, Desak Akhiri Perang Gaza dan Bebaskan Sandera

BACA JUGA:Keluarga Sandera Israel Berlayar ke Dekat Gaza, Desak Netanyahu Hentikan Perang

Sebelumnya Netanyahu telah mengumpulkan banyak pejabat keamanan senior untuk menyelesaikan strategi baru di Gaza.

Kantor Perdana Menteri Israel menyebutkan bahwa Netanyahu mendukung pengambilalihan militer penuh atas wilayah Palestina.

Kantor Perdana Menteri membeberkan dalam sebuah pernyataan yang dilansir dari Al Arabiya, bahwa Netanyahu mengadakan diskusi keamanan terbatas yang berlangsung sekitar tiga jam.

Dalam diskusi ini, Kepala Staf Militer Eyal Zamir menyarankan untuk melanjutkan operasi di Gaza.

BACA JUGA:Anggap Hamas Bukan Ancaman, Mantan Pejabat Israel Desak Trump Hentikan Serangan di Gaza!

Dilansir Bacakoran.co dari Tempo.co, Media Israel, The Jerusalem Post juga menuliskan bahwa seorang pejabat Israel mengatakan Netanyahu akan membahas pula soal nasib sandera dengan pejabatnya.

Pejabat Israel tersebut menambahkan bahwa Utusan Khusus Presiden AS Donald Trump, Steve Witkoff, telah kembali ke AS.

Kesepakat soal sandera juga akan dibahas antara Witkoff dan Trump.

Keinginan ambil alih Gaza ini akan membatalkan keputusan pada 2005 untuk menarik diri dari Gaza, sambil tetap mempertahankan kendali atas perbatasannya.

BACA JUGA:Trauma Berat, Tercatat Banyak Tentara Israel yang Bunuh Diri Selama Perang di Gaza!

Tapi belum jelas, apakah Netanyahu ingin mengambil alih Gaza dalam jangka pendek atau selamanya dan kantor perdana menteri menolak berkomentar mengenai laporan Channel 12.

Tags :
Kategori :

Terkait