Dari perangkat itu, ditemukan jejak digital berupa email yang menunjukkan niatan bunuh diri, dikirim ke lembaga pendukung kesehatan mental.
BACA JUGA:Ducati Mewah Milik Mantan Wamenaker Disita KPK, Ternyata Bodong! Kok Bisa?
Ahli Digital Forensik Polri, Ipda Saji Purwanto, mengungkap bahwa Arya Daru pernah mengirimkan sembilan segmen email terkait keinginan mengakhiri hidup.
Konsultasi pertama tercatat pada Juni–Juli 2013, dan berlanjut pada September–Oktober 2021.
“Pengirimannya adalah 9 segmen. Intinya adalah sama, ada niatan yang semakin kuat untuk melakukan bunuh diri karena problem yang dihadapi,” ujar Saji dalam konferensi pers di Polda Metro Jaya.
Meski polisi menyimpulkan kematian Arya sebagai dugaan bunuh diri, keluarga masih menyimpan keraguan.
Ayah kandung Arya, Subaryono, untuk pertama kalinya muncul ke publik dan menyampaikan bahwa keluarga belum bersuara karena kondisi psikis yang terpukul serta kesehatan ibu Arya yang masih dalam masa pemulihan pascaoperasi kanker usus.
Aktivitas media sosial Arya Daru setelah kematiannya menambah daftar panjang kejanggalan dalam kasus ini.
Dengan ponsel yang belum ditemukan namun akun sempat aktif, publik dan keluarga mendesak agar penyelidikan dilakukan lebih mendalam dan transparan.
Misteri ini belum selesai, dan banyak pihak berharap kebenaran segera terungkap.