Bentrok Massa dan Aparat, Korban Dilucuti
Selain insiden penginjakan kepala, seorang demonstran lain berbadan besar yang mengenakan kaus merah juga menjadi korban kekerasan.
Pakaian korban dilaporkan dilucuti hingga hanya tersisa celana dalam, memicu kemarahan massa yang menyaksikan langsung kejadian tersebut.
“Kembalikan rekan kami yang kalian tangkap! Kami hanya menyuarakan suara rakyat dan ingin bertemu wakil rakyat. Kenapa kalian siksa rekan kami?” teriak salah satu peserta aksi saat situasi memanas.
Bentrokan pun tak terhindarkan. Lemparan batu, tembakan water cannon, dan aksi saling kejar mewarnai demonstrasi yang meluas hingga ke kawasan Sun Plaza, salah satu pusat perbelanjaan utama di Kota Medan.
Respons Kapolda Sumut
BACA JUGA:Diduga Jual Beras SPHP ke Toko, Kabid Ketahan Pangan Pemkab Empat Lawang Diperiksa Polisi
Menanggapi kericuhan tersebut, Kapolda Sumut Irjen Pol Whisnu Hermawan menyatakan bahwa tindakan pembubaran massa telah dilakukan sesuai prosedur dan Undang-Undang.
“Polri memberi pengamanan sesuai aturan. Aksi sudah berlangsung sejak pukul 06.00 dan seharusnya bubar pukul 18.00. Mereka tadi merusak pagar dan fasilitas umum, jadi dilakukan pembubaran. Jangan coba-coba mengganggu keamanan Sumatera Utara,” tegasnya dilansir Bacakoran.co dari Lensa Warga.
Namun, saat ditanya lebih lanjut mengenai jumlah demonstran yang diamankan serta dugaan kekerasan oleh aparat, Kapolda belum memberikan jawaban tegas.
Ia justru menyinggung soal stabilitas ekonomi dan investasi.
“Alhamdulillah aman. Karena kita berpikir untuk investasi dan ekonomi. Personel aman,” tambahnya.
Hingga berita ini diturunkan, belum ada pernyataan resmi dari pihak DPRD Sumut terkait tuntutan massa.
Sementara itu, sejumlah organisasi masyarakat sipil mendesak dilakukannya investigasi menyeluruh terhadap dugaan kekerasan aparat terhadap demonstran.