Gestur sederhana itu justru semakin memantik spekulasi publik.
Media sosial dipenuhi tanya: apakah Sri Mulyani akan benar-benar pensiun, atau kembali ke dunia internasional seperti saat ia menjabat Direktur Pelaksana Bank Dunia pada 2010–2016.
Ada pula yang menilai ia masih berpeluang kembali ke kancah politik, mengingat reputasi globalnya yang masih diperhitungkan.
Di luar suasana haru perpisahan, lengsernya Sri Mulyani menimbulkan gejolak serius di pasar keuangan.
BACA JUGA:KPK Tahan 3 Tersangka Kasus Suap Katalis Bensin di Pertamina: Kontrak Rp176 Miliar Diusut
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) anjlok 1,78 persen ke level 7.628, sementara rupiah melemah 172 poin ke Rp16.481 per dolar AS.
Menurut analis pasar valas Ibrahim Assuabi, pencopotan Sri Mulyani menjadi salah satu faktor internal yang membuat investor resah.
“Pencopotan Sri Mulyani Indrawati dari jabatan menteri keuangan memicu kekhawatiran investor global atas arah fiskal Indonesia di bawah Presiden Prabowo Subianto,” katanya kepada Tempo.co.
Ibrahim menilai, Sri Mulyani selama ini adalah simbol stabilitas.
Sosok yang berkali-kali menenangkan pasar, mulai dari krisis 2018 hingga pandemi Covid-19.
BACA JUGA:Reshuffle Kabinet 2025: Dito Ariotedjo Tinggalkan Kemenpora Setelah Dua Tahun Mengabdi
BACA JUGA:Ngeri, Alvi Tersangka Mutilasi Wanita di Mojokerto Pernah Bekerja Sebagai Tukang Jagal Hewan!
Tak heran, kepergiannya memicu capital outflow besar-besaran.
Data menunjukkan, hanya dalam empat hari pertama September, arus keluar modal asing dari saham menembus US$254 juta, ditambah penjualan obligasi yang bahkan lebih besar.
Di bawah kepemimpinannya, Kemenkeu dikenal berani mengambil langkah strategis.