BACAKORAN.CO - Nepal tengah menghadapi krisis politik dan sosial yang memuncak setelah gelombang demonstrasi besar-besaran mengguncang ibu kota Kathmandu.
Aksi protes yang dipimpin oleh generasi muda, khususnya Gen Z, telah memaksa Perdana Menteri (PM) Khadga Prasad Sharma Oli mengundurkan diri.
Untuk meredakan ketegangan, militer Nepal mengambil langkah diplomatis dengan mengajak para demonstran berunding guna menentukan pemimpin transisi yang akan menggantikan Oli.
Pertemuan Militer dan Demonstran
Pada Rabu malam (10/9/2025), perwakilan demonstran dan pejabat militer Nepal menggelar pertemuan penting di markas besar militer di Kathmandu.
BACA JUGA:Ngeri! Istri Eks PM Nepal Tewas Terbakar saat Demo Anarkis, Begini Kronologinya!
Pertemuan ini bertujuan untuk membahas figur yang layak memimpin pemerintahan sementara.
Dalam pertemuan tersebut, nama Sushila Karki, mantan Ketua Mahkamah Agung Nepal, muncul sebagai kandidat kuat yang diusulkan oleh para demonstran.
“Kami mengusulkan kepada para pemimpin militer agar Karki yang memimpin pemerintahan untuk sementara,” ujar Rehan Raj Dangal, perwakilan demonstran dilansir Bacakoran.co dari Berita Satu.
Sushila Karki dikenal sebagai tokoh reformis yang populer di Nepal, terutama saat menjabat sebagai Ketua Mahkamah Agung pada tahun 2016–2017.
Reputasinya sebagai pemimpin yang bersih dan tegas membuatnya dianggap mampu memimpin negara di tengah transisi politik yang genting.
Militer Ambil Peran
Juru bicara militer Nepal, Raja Ram Basnet, mengonfirmasi bahwa perundingan akan dilanjutkan pada Kamis (11/9/2025).
Ia menyebut bahwa pertemuan awal telah berlangsung dengan lancar dan pihak militer berkomitmen untuk memulihkan situasi secara bertahap.